Selasa 26 Nov 2019 22:44 WIB

Ratusan Pesilat Pagar Nusa NU Ikuti Silat Camp

Silat Camp digelar di Klaten selama tiga hari.

Rep: Binti Sholikah / Red: Nashih Nashrullah
Anggota Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (NU) memperagakan aktraksi bela diri. (ilustrasi)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Anggota Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (NU) memperagakan aktraksi bela diri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN – Ratusan pesilat NU Pagar Nusa mengikuti Silat Camp di Bumi Perkemahan Tirta Mulya Desa Kalikotes, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, selama tiga hari pada 22-24 November 2019. 

Kegiatan bertema Silat Camp Pagar Nusa Jabalahad tersebut menjadi salah cara menanamkan jiwa kepemimpinan bagi calon pelatih Pagar Nusa.  

Baca Juga

Panitia Silat Camp Pagar Nusa Jabalahad, Thoha Ulil Albab, mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu syarat bagi calon pelatih yang akan diwisuda bulan depan. 

"Harapannya dengan mengikuti kegiatan Silat Camp ini mereka memiliki kematangan dalam menguasai jurus-jurus paket Pagar Nusa sekaligus mentalitas pendidik dan kepemimpinan saat nanti mulai membuka tempat latihan baru," kata Thoha Ulil Albab, seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/11). 

Panitia mensyaratkan, sebelum peserta mengikuti Silat Camp diwajibkan mengikuti rangkaian kegiatan pendadaran selama sepekan penuh. Kemudian silaturahim kepada para ulama di daerahnya serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.  

Pengasuh Pagar Nusa Jabalahad, Gus Iman Widodo, mengatakan seseorang yang memiliki kemampuan pencak silat tapi tidak dibekali pendidikan agama dan moral yang baik maka akan menjadi momok bagi masyarakat. Alhasil orang tersebut sering membuat onar di masyarakat. Untuk itulah Pagar Nusa menyelenggarakan kegiatan Silat Camp tersebut.  

"Ini merupakan klimaks dari beberapa kegiatan sebelumnya. Dimana sebelum mengikuti kegiatan Silat Camp ini mereka diwajibkan sowan kepada para ulama dan tokoh masyarakat di sekitar tempat tinggalnya untuk minta nasehat dan doa restu agar kelak menjadi pesilat yang baik," terang Gus Iman Widodo. 

Menurutnya, selain matang dalam ilmu pencak silat, pendekar Pagar Nusa wajib memahami tugasnya sebagai benteng ulama dan benteng NKRI di sektor nonformal kemasyarakatan. 

Untuk itu, lanjutnya, seorang pendekar yang telah dinyatakan sebagai pelatih Pagar Nusa harus memahami dan menyelaraskan perilakunya dengan maqasid as-syariah dalam kehidupan bermasyarakat, dengan menjaga agama dan akal (hifzuddin wal aql). 

Hal itu bisa ditunjukkan dengan tugas Pagar Nusa mengawal kiai dan penyelenggaraan kegiatan keagamaan. Dan sebagai benteng kiai, Pagar Nusa menekankan anggotanya agar tidak mudah diprovokasi. Selain itu, pesilat Pagar Nusa dituntut cerdas akalnya, apalagi di era saat ini masyarakat mudah diadu domba. 

Selain di pertandingan resmi, pesilat Pagar Nusa diharamkan untuk berkelahi kecuali berkaitan dengan menjaga jiwa (hifzun nafs), menjaga keluarga (hifzun nasl), menjaga harta (hifzul maal) serta menjaga martabat (hifzul irdh). 

"Kelima prinsip tersebut merupakan prinsip utama yang harus dipegang seorang pendekar Pagar Nusa di manapun ia berada," katanya.  

Peserta berasal dari hampir semua kecamatan di Kabupaten Klaten, dan beberapa daerah di wilayah Solo Raya. Peserta kegiatan juga berasal dari berbagai usia, mulai dari usia sekolah menengah sampai usia dewasa. 

Mereka juga berasal dari berbagai latar belakang, seperti pelajar, karyawan pabrik, bahkan pegawai negeri. Karenanya, pemberian materi menggunakan kombinasi konsep pedadogi dan andragogi, termasuk materi dalam ruang dan luar ruang.

Salah satu peserta, Jumirin (50), mengaku sangat antusias mengikuti Silat Camp tersebut. Silat Camp menjadi hal baru yang menarik bagi dirinya. 

Jumirin mengaku antusias dengan kegiatan tersebut karena bisa berbaur dengan anak-anak muda, menyelesaikan tugas bersama, berlatih silat dan out bound bersama. 

Hal itu membuat semangatnya kembali muda. Menurut Jumirin, banyak peserta Silat Camp yang seusia dirinya, jumlahnya 40-50 orang.  "Kami yang tua-tua ini kalau silatnya tentu tidak bisa seperti yang muda-muda. Tapi Insyaa Allah materi-materi kepemimpinan yang diberikan dalam Silat Camp ini bisa menjadi bekal bagi kami di masyarakat," ucap Jumirin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement