Sabtu 23 Nov 2019 09:04 WIB

Tabligh Akbar Republika Kegiatan Positif di Pergantian Tahun

Tabligh Akbar di malam pergantian tahun adalah sebuah kegiatan alternatif.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Agung Sasongko
 Pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah dalam rangka Festival Republik Tabligh Akbar Republika DIY/Jateng, Ahad (31/12).
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Pemeriksaan kesehatan gratis dan donor darah dalam rangka Festival Republik Tabligh Akbar Republika DIY/Jateng, Ahad (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Republika Biro Yogyakarta akan menggelar Tabligh Akbar di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta pada 31 Desember 2019. Sejumlah ulama dan tokoh akan memberikan tausiyah dalam Tabligh Akbar ke-10 bertema 'Membangun Generasi Indonesia yang Unggul'.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dokter Agus Taufiqurrahman akan menyampaikan tausiyah di Tabligh Akbar Republika. Menurut dia, Tabligh Akbar di malam pergantian tahun adalah sebuah kegiatan alternatif. Supaya orang-orang tidak melakukan kegiatan yang tidak dibenarkan agama di malam pergantian tahun.

"Lebih baik orang-orang ditarik ke tempat ibadah dan kajian atau apapun kegiatan yang bisa meminimalisir (orang-orang) melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama, kita tahu kalau orang dibiarkan lalu-lalang di jalan ada potensi untuk melakukan hal yang dilarang oleh agama," kata Agus kepada Republika, Jumat (22/11).

Ia menyampaikan, mengajak orang-orang ke pengajian yang di dalamnya ada muhasabah untuk menyikapi perubahan waktu itu bagian dari upaya Republika yang positif. Sehingga saat orang-orang memasuki pergantian tahun, mereka tidak memasukinya dengan cara-cara yang salah.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga mengapresiasi tema Tabligh Akbar yakni 'Membangun Generasi Indonesia yang Unggul'. Sebab Islam juga mengajarkan pemeluknya untuk menjadi orang yang unggul karena orang beriman adalah sebaik-baiknya umat.

Menurut dia, sangat tepat sekali Republika mengambil tema ini terlebih bila dikaitkan dengan spirit bangsa Indonesia sekarang yang ingin mencetak generasi unggul. Yakni generasi yang memiliki daya saing.

Agus menjelaskan, manusia terdiri dari dimensi fisik, mental, sosial dan spiritual. Maka generasi yang unggul memiliki fisik yang sehat dan memiliki kecerdasan mental serta spiritual. "Kalau hanya fisiknya saja yang kuat tapi mental dan spiritualnya tidak tangguh, ya dia bukan generasi unggul," ujarnya.

Ia menambahkan, generasi unggul juga memiliki kecerdasan intelektual artinya otaknya berisi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk kehidupan. Sebab orang yang tertinggal di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah orang yang tidak unggul. Selain itu, generasi yang unggul adalah generasi yang tampil dalam peran sosial kehidupan.

"Generasi unggul memiliki kecerdasan mental, spiritual, intelektual dan sekaligus (terampil) dalam peran sosial, tentunya (generasi unggul) didukung dengan kapasitas fisik yang baik," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement