REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --- Pemerintah Jerman akan memberikan pelatihan dan pembekalan secara mandiri bagi para ulama dan imam di Jerman. Hal ini untuk membatasi pengaruh organisasi Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama (DITIB) yang telah lama mengelola ratusan masjid di Jerman.
"Otoritas Jerman bersama dengan yayasan Islam meluncurkan proyek percontohan untuk melatih para imam di kota Osnabruck," seperti dilansir Ahval News pada Jum'at (22/11).
DITIB berdiri sejak 1984, organisasi itu terkait dengan Direktorat Urusan Agama Turki (Diyanet). DITIB telah mendanai sekitar 900 masjid di Jerman dengan anggota sebanyak 800 ribu orang.
Meski hubungan antara DITIB dan Turki tak terkait secara resmi namun di masa lalu organisasi itu diduga memata-matai warga negara Jerman hingga membuat penghentian pendanaan sementara pada 2017.
Pada Agustus, Jerman mengusulkan sebuah Undangan-Undang keterampilan berbahasa Jerman yang menjadi prasyarat bagi ulama asing atau imam di Jerman. Hal itu menjadi langkah yang mempersulit posisi ratusan imam Turki di negara itu.
Sementara politisi Jerman telah berulang kali memanggil DITIB agar terbebas dari pemerintah Turki. Pemerintah Jerman pun mencari cara untuk membiayai pada imam yang dilatihnya sendiri sejak Turki membayar para imam yang bertugas saat ini.