Jumat 22 Nov 2019 03:10 WIB

Misi Pusat Peradaban Islam Uzbekistan

Pusat Peradaban Islam diharapkan berkontribusi untuk pengembangan pendidikan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah nama para ulama Uzbekistan dipajang saat acara pameran foto Uzbekistan di Gedung Bayt Al-Quran TMII, Jakarta, Jumat (8/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah nama para ulama Uzbekistan dipajang saat acara pameran foto Uzbekistan di Gedung Bayt Al-Quran TMII, Jakarta, Jumat (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Pemerintah Uzbekistan mengklaim pendirian Pusat Peradaban Islam (Islamic Center) di negara itu bakal mampu melayani kebutuhan umat hingga berabad-abad.

Dilansir dari Uza, pada 20 November, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev mengunjungi Pusat Peradaban Islam Uzbekistan. Kompleks yang didirikan atas prakarsa pemerintah itu akan menjadi perwujudan warisan besar rakyat dan diproyeksi bakal berkontribusi besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.

“Setiap orang menghargai masa lalunya. Tetapi sejarah yang kaya seperti negara kita, ilmuwan-ilmuwan besar seperti nenek moyang kita, tidak ada di tempat lain. Kita harus mempelajari warisan ini secara mendalam, mengungkapkannya kepada orang-orang, dunia. Adalah penting bahwa orang yang datang ke Islamic Center ini menerima gagasan lengkap tentang sejarah kita, diperkaya secara spiritual,” kata Mirziyoyev.

Islamic Center Uzbelistan didirikan dengan gaya arsitektur sebuah kubah besar bergaya oriental. Di empat sisi portal masing-masing dilengkapi dengan tiang setinggi 34 meter.

Sesuai dengan resolusi Presiden Republik Uzbekistan 23 Juni 2017, konsep ilmiah dan sejarah dikembangkan untuk menekankan bahwa Uzbekistan selama berabad-abad telah menjadi bagian integral dari peradaban dunia dan salah satu pusat kebudayaan Islam.

Gudang museum, ruang penyimpanan, dan pemulihan naskah kuno serta benda-benda, sebuah percetakan dan toko buku akan berlokasi di lantai dasar bangunan. Lantai kedua akan memiliki serambi besar dengan Alquran peninggalan Sayyidina Utsman di tengah. Itu juga akan menampung Museum Seni Islam dan ruang konferensi dengan 435 kursi.

Pameran tematik sumber-sumber sejarah dan pameran akan diselenggarakan untuk setiap periode dan secara khusus merupakan hal yang luar biasa dalam sejarah Uzbekistan. Perpustakaannya pun dilengkapi dengan 100 ribu manuskrip, pusat informasi dan sumber daya, departemen ilmiah, dan tempat administrasi akan berlokasi di lantai tiga.

Sebagaimana dicatat oleh Presiden, Pusat Peradaban Islam akan menjadi dasar fundamental bagi lembaga ilmiah dari profil negara itu. Spesialis dalam dan luar negeri akan terlibat dalam penelitian ilmiah, ensiklopedia, koleksi ilmu pengetahuan populer akan diterbitkan berdasarkan hasil kegiatan mereka, program televisi, film, dan bahan lainnya yang juga akan disiapkan.

Kompleks ini, kata dia, akan menjadi tempat memperkuat pengetahuan bagi para guru dan siswa Akademi Islam Internasional Uzbekistan.

“Pusat ini akan melayani rakyat kita selama berabad-abad, masing-masing polanya akan menjadi bagian dari sejarah. Oleh karena itu, desainnya, konten harus dipikirkan secara menyeluruh baik dari sudut pandang Islam dan ilmiah. Penting untuk menciptakan tidak hanya lingkungan yang nyaman untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga suasana yang akan menggairahkan hati," ungkapnya.

Dia berharap Islamic Center di Uzbekistan dapat menjadi penyalur kebutuhan untuk menyelenggarakan konferensi internasional dengan partisipasi tokoh-tokoh agama, cendekiawan Islam, dan sejarawan dari seluruh dunia. Selain itu juga dapat menjadi tempat studi tentang pendapat keislaman yang tengah berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement