REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bagi seorang Muslim, membaca Alquran merupakan ibadah. Banyak sekali ayat Alquran yang memerintahkan kita untuk membaca ayat Alquran. Bukankah ayat pertama yang disampaikan kepada Rasulullah SAW adalah Iqra yang berarti membaca? Demikian pentingnya kita membaca, merenungi, dan mengamalkan ayat-ayat Alquran. Allah SWT berfirman dalam QS Yunus ayat 57, "Wahai manusia! Sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman."
Namun, anjuran itu diberikan kepada setiap orang beriman. Tak terbatas bagi ibu hamil atau tidak. Menurut Majelis Tarjih Muhammadiyah, ketenangan jiwa bagi orang hamil berpengaruh bagi kehamilannya. Karena itu, ibu hamil pun tidak lepas dari perintah umum untuk membaca Alquran. Hal ini dilakukan semata-mata karena ibadah untuk memenuhi perintah Allah SWT.
Mengenai tradisi membaca QS Yusuf dan Maryam, Majelis Tarjih menegaskan, tidak ada dalil kuat jika membaca surah tersebut akan berpengaruh bagi kandungan. Alhasil, ibu hamil pun dapat membaca Alquran tidak terbatas pada dua surah tersebut. "Yang jelas bacaan Alquran yang baik dan ikhlas akan membawa ketenangan hati. Hati yang tenang akan membawa pengaruh yang baik bagi janin dalam kandungan."
Indera pendengaran mulai berkembang pada minggu ke-8 dan selesai pembentukan pada minggu ke-24. Indera pendengaran ini juga dibantu oleh air ketuban yang merupakan penghantar suara yang baik. Janin akan mulai mendengar suara aliran darah melalui plasenta, suara denyut jantung dan suara udara dalam usus.
Selain itu, janin akan bereaksi terhadap suara-suara keras, bahkan bisa membuat janin terkejut melompat. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS an-Nahl ayat 78. "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."
Dia pun akan menunjukkan respons khas saat mendengar suara-suara bising atau teriakan yang tak disukainya. Efek ini mampu dipertahankan setelah enam menit bayi tersebut lahir: si jabang bayi akan berhenti menangis, membuka mata, dan dia tampak lebih tenang saat dia diperdengarkan musik yang biasa didengarnya ketika di alam rahim. Janin, dengan demikian, menjadi terbiasa dengan rangsangan yang sama. Berdasarkan hal ini, sejumlah peneliti menyimpulkan, musik klasik dapat memberi pengaruh positif pada proses perkembangan janin. Inilah yang kemudian dikenal dengan Efek Mozart.
Musik ini pun sebenarnya bisa diganti dengan lantunan ayat Alquran. Efek bacaan tilawah sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah Sang Mahapencipta dapat menenangkan hati, baik bagi ibu maupun anak. Pada 1984, konferensi kedokteran Islam Amerika Utara memaparkan hasil sebuah penelitian mengenai bacaan Alquran, yang mampu mendatangkan ketenangan jiwa bagi yang membacanya hingga 97 persen.
Penelitian lainnya menyebutkan, bayi yang baru berusia 48 jam akan memberikan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang ketika diperdengarkan bacaan Alquran. Bacaan itu akan membuat jiwanya menjadi tenang. Ketenangan ini akan membuat pertumbuhan janin di dalam rahim berlangsung secara optimal. Wallahualam.