Selasa 19 Nov 2019 06:01 WIB

Bukti-Bukti Sejarah Kerajaan Islam di Ende

Keberadaan Kerajaan Islam Ende tertulis dalam dokumen kolonial pada tahun 1793.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Peta Kesultanan Islam nusantara.
Foto: Wordpress.com
Peta Kesultanan Islam nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Kerajaan Islam Ende tertulis dalam dokumen kolonial pada tahun 1793. Belanda atau VOC pertama kali mengadakan Korte Verklaring dengan Kerajaan Ende pada tahun 1793. Peristiwa Korte Verklaring ini menjadi bukti resmi adanya pengakuan terhadap Kerajaan Ende di NTT.

Murtadlo menjelaskan, ada beberapa bukti sejarah tentang keberadaan Kerajaan Islam Ende. Pertama, adanya catatan silsilah raja-raja Ende. Silsilah ini ditulis oleh H Abdul Madjid Inderadewa, putra ketiga dari Raja Pua Noteh.

"Sayangnya silsilah ini tidak menulis tahun atau masa kapan para raja Ende itu memerintah Kerajaan Ende. Namun, catatan silsilah ini menyebutkan bahwa masa pemerintahan raja-raja Ende ada yang lama dan ada yang sangat singkat," kata Murtadlo.

Silsilah ini mencatat Jari Jawa sebagai raja pertama Kerajaan Ende dan berakhir pada ke pemimpinan Raja Puan Noteh sebagai orang tua dari H Abdul Madjid, sang penulis silsilah. Se telah Raja Puan Noteh, masih ada dua raja yang pernah berkuasa, yaitu Raja Puan Menoh yang naik takhta tahun 1909 dan Raja Hasan Aboeroesman yang menjadi bupati kedua Kabupaten Ende.

Bukti kedua adalah Masjid ar-Rabithah yang dibangun salah seorang raja Ende. Namun. tidak ada data yang pasti kapan masjid ini didirikan. Umumnya dalam sejarah Islam, masjid selalu dibangun pertama kali, tetapi untuk kasus di Ende bisa berbeda.

"Masjid ini dipercaya oleh penduduk setempat termasuk masjid tertua di Ende daratan. Jadi, keberadaan Kerajaan Islam Ende dukung oleh data-data lain seperti keberadaan masjid kerajaan, rumah raja, dokumen kolonial, dan cerita dari masyarakat Ende," katanya.

Bukti ketiga mengacu terhadap adanya rumah raja atau istana. Namun, istana raja Ende tidak seperti di Jawa atau Kalimantan yang besar. Istana raja Ende hanyalah berben tuk rumah biasa sebagaimana rumah pribadi. Kerajaan Ende juga tidak meninggalkan peralatan istana seperti singgasana raja, pakaian kebesaran raja, dan stempel khas kerajaan layaknya istana raja di daerah lain. Sementara itu, bukti keempat adalah makam-makam raja Ende. Salah seorang raja Ende sempat menjadi tahanan politik Belanda yang dibuang ke Kupang dan meninggal di sana. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement