Ustaz Ibnu Kharish (30 tahun) belakangan ini aktif berdakwah di media sosial. Bagi dai alumni Darus Sunnah Interna tional Institute for Hadith Sciences, kalangan milenial amat dekat dengan dunia yang amat rentan hoaks itu. Dia pun menjelaskan, milenial mereka harus membentengi diri dengan pengetahuan agar mampu menyaring informasi yang sahih.
"Kalau dalam ilmu hadis itu, ada tata ca ra kita bisa tahu hadis ini palsu atau ti dak. Nah, dalam mengonsumsi informasi, harusnya milenial juga harus cek dan ricek keabsahannya," kata dai yang biasa disapa Ustadz Ahong ini saat dihubungi Republika, belum lama ini.
Menurut dia, sudah selayaknya kaum milenial mengaplikasikan apa-apa yang diajarkan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu hal yang bisa ditiru adalah kejujuran Rasulullah dalam setiap aspek yang dikerjakan.
Ustaz Ahong mencontohkan, kejujuran Rasulullah kala itu mampu memikat kaum Quraisy, apa pun latar belakang agamanya. Kejujuran inilah yang kemudian membuat karier Rasul dalam berniaga makin dike nal. Rasulullah dipercaya oleh seluruh ma syarakat Quraisy dan menjadi teladan di tengah-tengah masyarakat.
Jika disambungkan dengan fenomena post-truth, dia menegaskan, nilai kejujuran masih sangat relevan mengingat korupsi dan hoaks masih jadi pekerjaan rumah bangsa ini. Dia pun mengimbau kalangan milenial di eksekutif dan legislatif bisa menjadi acuan dalam melaksanakan ama nah. "Back to Rasulullah, kejujuran ini kunci," ujar dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
