REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pembiaran sikap intoleran yang terus berkembang di masyarakat dapat menjadi ancaman berbahaya bahkan naik level menjadi aksi-aksi radikal dan teror.
"Hati-hati betul kalau kita ingin melihat anak cucu kita ke depan makin tenteram, maka kita jangan biarkan satu orang pun bersikap intoleran, karena tinggal diprovokasi sedikit saja bisa menjadi radikal," kata pegiat anti-radikalisme, Haidar Alwi dalam diskusi "Forum Jurnalis Merah Putih", di Jakarta, Kamis (14/11).
Di Indonesia ini, kata dia, berdasarkan survei begitu banyak orang yang bersikap intoleran, dan hal itu harus menjadi perhatian bersama agar tidak membahayakan bangsa di kemudian hari. "Kalau dibiarkan, begitu mereka berkumpul, frustasi, dikasih senjata atau dikasih kemampuan untuk menjadi teroris, jadilah mereka," kata dia.
Haidar mengajak agar masyarakat tidak lengah membiarkan intoleransi berkembang, dan juga jangan terprovokasi ikut menjadi intoleran, radikal bahkan teroris. "Tidak ada gunanya berpikir radikal, nggak ada gunanya berpikir intoleran, negara kita Pancasila, negara yang semua masyarakatnya, semua agama bisa hidup damai tentram," ucapnya.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahayanya radikalisme, menurut dia, perlu banyak literasi dan informasi yang sampai ke masyarakat, melalui berbagai cara, salah satunya dengan kegiatan diskusi seperti yang digelar Forum Jurnalis Merah Putih tersebut.
Forum itu ikut membuka fakta tentang radikalisme, mendalaminya, hingga menyebarkan informasi kepada masyarakat, bahwa aliran radikalisme tersebut adalah ancaman nyata bagi bangsa.