REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Perpustakaan Daerah Purwakarta memiliki koleksi-koleksi buku baik berupa cetak atau e-book. Koleksi ini menjadi pilihan pengunjung yang datang ke perpustakaan di Jalan Singawinata ini. Tak hanya buku-buku yang bisa dibaca pengunjung, Perpustakaan Daerah Purwakarta ini juga memiliki beberapa koleksi unik.
Salah satunya yang menjadi koleksi unik adalah Alquran. Bukan Alquran seperti pada umumnya. Biasanya Alquran yang disimpan di museum berukuran besar atau berbahan tak biasa. Alquran di Perpustakaan Daerah Purwakarta ini justru berukuran mini.
Bersampul merah, Alquran itu layaknya kitab suci pada umumnya berisikan kalam ilahi dengan tulisan arab. Bedanya, dengan ukuran panjang 2,5 centimeter, Alquran mini ini harus dibaca menggunakan kaca pembesar.
Kepala Seksi Pelayanan Perpustakaan Daerah Purwakarta, Rita Utami, mengatakan Alquran mini ini menjadi koleksi Perpustakaan Daerah setelah diberikan wanita yang tidak menyebutkan identitasnya. Wanita itu datang menitipkan Alquran mini beberapa bulan lalu untuk disimpan di perpustakaan.
“Sekitar lima bulanan yang lalu ada yang datang katanya mau menitipkan sesuatu buat jadi koleksi. Saya pikir mau kasih buku apa, ternyata Alquran mini ini,” kata Rita kepada Republika.co.id, Senin (11/11).
Rita menuturkan pemilik Alquran mini ini tidak mengatakan apa-apa saat memberikan barang tersebut. Wanita itu hanya mengatakan bahwa Alquran ini lebih baik disimpan menjadi koleksi perpustakaan karena lebih aman. Di perpustakaan juga Alquran mini ini dinilai dapat dilihat orang banyak sehingga lebih bermanfaat.
Dia mengaku sejak dititipkan pemiliknya, pihaknya belum menampilkan koleksi tersebut di Perpustakaan Daerah Purwakarta. Alquran mini tersebut masih disimpan dalam kain yang ditaruh di dalam sebuah wadah.
Rita mengaku belum memiliki tempat khusus yang bisa digunakan untuk menyimpan dan menampilkannya sebagai koleksi unik perpustakaan.
“Memang belum ada tempat penyimpanannya jadi belum dipajang. Pengennya ada kotak kaca gitu untuk ditaruh biar lebih aman dan terjaga,” ujarnya.
Meski demikian, menurutnya sebelum dipajang sebagai koleksi unik yang bisa dilihat masyarakat umum pihaknya ingin meneliti terlebih dahulu koleksi Alquran mini tersebut. Mulai dari keaslian hingga usianya.
“Ini kan Alquran ya, kita harus lihat dulu surat-suratnya benar sesuai dengan Alquran aslinya nggak. Terus usianya berapa apa masuk koleksi purba karena waktu pemiliknya kasih dia nggak ngomong apa-apa dari mana sejak kapan,” tuturnya.
Jika memang Alquran mini ini asli dan layak dipajang, kata dia, koleksi ini akan ditampilkan pada tahun depan. Peresmiannya bisa saja bersamaan dengan perayaan ulang tahun perpustakaan daerah yang jatuh pada Februari.
Dia menambahkan Alquran mini ini tidak ada hubungannya dengan kisah misterius atau jimat. Karena bentuknya layaknya Alquran cetak dengan ukuran mini maka perpustakaan memfasilitasi untuk bisa dilihat masyarakat luas.