REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Presiden Pakistan, Arif-ur-Rehman Alvi, mengatakan masjid dan ulama dapat menjadi sumber terbaik untuk membawa perubahan sosial.
Hal itu, menurutnya, bisa dilakukan jika mereka juga membimbing masyarakat di bidang lain selain agama, seperti bidang kesehatan, lingkungan, tata pemerintahan yang baik, dan masalah sosial lainnya.
"Ini adalah platform yang telah mengubah dunia dan jika Pakistan akan berubah, itu akan dilakukan dari platform itu sendiri," kata Alvi saat berpidato pada Konferensi Internasional bertajuk 'Rahmatullil Alameen' dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Islamabad, Pakistan pada Ahad (10/11), dilansir di APP, Senin (11/11).
Konferensi yang mengusung tema "Negara Madinah dan Konsep Negara Kesejahteraan Islam dalam cahaya ajaran Nabi Muhammad SAW" itu juga dihadiri Menteri Urusan Agama Pir Nurul Haq Qadri, mantan menteri federal Dr Babar Awan, cendekiawan agama dari seluruh Pakistan dan luar negeri, serta anggota parlemen dan para diplomat.
Dalam kesempatan itu, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga menyampaikan pidatonya. Alvi mengatakan, para ulama harus mendidik masyarakat termasuk anak-anak dan orang tua tentang kebersihan, kesehatan, hak-hak perempuan, keadilan.
Alvi juga menyeru agar mereka bangkit melawan penindasan dan penderitaan orang-orang di dunia, termasuk di Kashmir dan bagian lain di dunia.
Dia mengatakan, masjid pada dasarnya telah menjadi pusat moralitas. Akan tetapi, ruang lingkup masjid itu harus diperluas untuk masalah sosial lainnya. Pasalnya, Nabi SAWjuga menjalankan urusan negara dari masjid. Sang presiden mengungkapkan dia telah mengundang para menteri untuk urusan pendidikan dan agama serta kepala Dewan Ideologi Islam untuk membahas bagaimana peran sosial masjid dapat ditingkatkan.
Dia lantas menuturkan, bahwa Negara Madinah adalah himpunan semua prinsip semacam itu. Undang-undang oleh pemerintah tentang hal-hal tersebut dan implementasi selanjutnya akan mendorong pada pembentukan negara Madinah.
Pada saat pembentukan Tehreek-e-Insaf Pakistan, menurutnya, Imran Khan telah mengumumkan bahwa partai tersebut akan bekerja untuk mengembangkan Pakistan dalam model negara Madinah, meskipun ada atau tidak ada yang mendukungnya.
Sementara itu, Alvi mengatakan bahwa dalam setiap aspek kehidupan mereka, para sahabat Nabi SAW telah mengikuti Nabi SAW sebagai satu-satunya inspirasi yang mengarah pada keunggulan mereka dalam semua aspek.
Masjid Badshahi di Lahore, Pakistan.
Di lain hal, dia juga mengatakan bahwa peluncuran Program Ehsaas oleh pemerintah menyoroti perintah Islam untuk melindungi orang miskin.
Dia mengatakan, dasar dari konstitusi negara Madinah adalah Alquran yang menyerukan perlindungan hak-hak semua warga negara termasuk perempuan dan minoritas.
Dia lantas mengambil contoh tentang orang Sikh India. Menurutnya, Pakistan dengan sepenuh hati membuka pintu bagi orang-orang Sikh dari India dan tempat lain untuk mengunjungi tempat suci mereka. Namun, sebaliknya, pengadilan India justru mengumumkan putusan yang bias dalam sengketa soal Masjid Babri.
Di tengah situasi seperti itu, menurutnya, dunia melihat para pemimpin seperti Imran Khan, Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad untuk memainkan peran mereka dalam penyelesaian masalah-masalah dunia seperti Kashmir dan lainnya.
Alvi menambahkan, bahwa mengikuti semangat negara Madinah adalah tugas para ulama. Dalam hal ini, mereka bisa mendidik masyarakat untuk tidak merampas hak-hak perempuan dan mendidik mereka dalam masalah sosial lainnya seperti kebersihan, kesehatan, dan tata pemerintahan yang baik.
Bahkan, menurutnya, para ulama juga bisa membimbing masyarakat untuk berbagi fasilitas kendaraan mereka dengan orang yang tidak memiliki fasilitas tersebut. Hal demikian, kata dia, seperti dinasihatkan oleh para sahabat Nabi SAW.