Ahad 10 Nov 2019 22:30 WIB

Apresiasi untuk Sang Penasehat Perkawinan

Perhatian HSM Nasaruddin Latif terhadap pernikahan di Indonesia diapresiasi.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Menikah.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menikah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perhatian HSM Nasaruddin Latif  terhadap pernikahan di Indonesia membuat dirinya mendapat apresiasi dari luar negeri. Setelah berhasil membentuk Badan Penasihat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP4) dia menerima sepucuk surat dari Dr M Timmer, Vrije Universiteit, Fakulteit der Geneeskunde, Afd.Soc.

Geneeskunde di Amsterdam Negeri Belanda tahun 1967. Dr M Timmer mengapresiasi penasihat perkawinan yang dipelopori Nasaruddin di Indonesia. Nasaruddin menulis dalam artikel di Majalah Islam Kiblat No 8, September Ke-II Tahun XV  1967 dengan judul Kepentingan Nasehat Perkawinan Di Indonesia.

Baca Juga

Membaca surat Dr M Timmer, timbul penghargaan saya terhadap sarjana tersebut, yang demikian besar perhatiannya terhadap hal-hal yang bertalian dengan nasihat perkawinan (marriage counseling). Pernikahan dan kehidupan keluarga di Negeri Belanda sendiri sebetulnya lebih stabil dibandingkan negara Barat lainnya...,".

Nasaruddin pun berkesempatan menghadiri sidang Marriage Counsellor Association di New York Amerika Serikat sekitar akhir 1950-an. Sejak tahun 1965 sampai wafat dia aktif sebagai anggota International Marriage Counsellor, sebuah organisasi profesi yang berpusat di Amerika Serikat.

Pada tahun 1968 Nasaruddin meraih dua penghargaan internasional, yaitu Penghargaan Family Planning dari North Carolina State University Amerika Serikat dan Penghargaan Family Planning dari University of Medical Sciences, Thailand.

Aktivis

Nasaruddin pernah aktif sebagai pengurus Majelis Syura Partai Masyumi Wilayah Jakarta Raya yang ketika itu dipimpin M Yunan Nasution. Setelah Pemilu pertama tahun 1955, Nasaruddin diangkat menjadi anggota.

Anggota Dewan Perwakilan Kota Sementara (DPKS) Kotapraja Jakarta Raya (1951-1956) mewakili Partai Masyumi. Pada masa itu belum ada peraturan yang melarang pejabat eksekutif menjadi anggota legislatif.

Pada Desember 1956 Nasaruddin mengunjungi Uni Soviet. Dia ikut serta dalam rangka memenuhi undangan mufti/pemuka agama Islam di negara setempat bersama rombongan ulama Indonesia.

Nasaruddin berpulang ke Rahmatullah hari Ahad, 24 Desember 1972 pukul 09.17 WIB di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta. Pada upacara pemakaman jenazah Nasaruddin di TPU Karet Jakarta Pusat hari Senin siang 25 Desember 1972 Menteri Agama Prof Dr H A Mukti Ali memberi kata sambutan atas nama Pemerintah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement