Kamis 07 Nov 2019 04:31 WIB

Kursi Roda ACT Lampung Membuat Maya Tersenyum

Maya, gadis 15 tahun tersebut, selama lumpuh tak dapat bergaul dengan teman sebayanya

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Gadis di atas kursi roda, ilustrasi
Foto: blogspot
Gadis di atas kursi roda, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung menyerahkan bantuan kursi roda buat Maya Sari, remaja penderita lumpuh dari usia satu tahun. Gadis berusia 15 tahun tersebut, selama lumpuh tak dapat bergaul dengan teman sebanya karena tidak memiliki kursi roda.

 

Baca Juga

Maya tinggal bersama bapaknya di Pasar Madang, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Bantuan kursi roda dari ACT Lampung pada Selasa (5/11), setidaknya dapat membuat Maya tersenyum, karena meringankan beban keluarganya mengajak remaja itu keluar rumah.

 

Bantuan kursi roda tersebut diterima langsung Mardapi, bapak Maya. Penyerahannya disaksikan Lurah Pasar Madang dan Kepala Dinas Sosial Tanggamus. Selama ini, Maya merindukan kursi roda untuk berkeliling ke luar rumah dan bermain teman seusianya.

 

Mardapi, mengatakan anaknya saat lahir dalam kondisi normal layaknya bayi lain. Maya lahir di Padeglang, Banten. Menginjak usia satu tahun, ia menderita demam panas hingga kejang-kejang. Keluarga Maya terpaksa menghabiskan harta keluarganya untuk mengobatinya. Namun, penyakitnya tak kunjung membaik. Maya malah menderita lumpuh.

 

Hinga menginjak masa remajanya, Maya hanya berdiam di atas kasur tempat tidurnya. Masa anak hingga remaja, ia tidak bergaul layaknya anak usia tersebut. Terkadang ia sangat sulit berbicara. Meski pernah mencoba berjalan namun kondisinya tidak sempurna.

 

Mardapi menceritakan, saking tidak tahannya Maya pernah berniat kabur dari rumah, dengan alasan tidak berguna lagi. Namun keinginannya sempat ditahan keluarga. Keluarga Maya tak bisa berbuat apa-apa lagi. Uang dan harta sudah tidak ada. Mardapi hanya bisa menatap anaknya yang lumpu layu dengan sedih.

 

Sehari-hari Mardapi tidak bisa bekerja lagi. Ia menderita sakit batuk berdarah. Penyakit tersebut membuatnya tak bisa bekerja lama. Dampaknya, perekonomian keluarganya terpaksa gali lubang tutup lubang. "Butuh banget kursi roda, karena Maya enggak pernah keluar rumah, kalau mau keluar harus dipapah," tutur Mardapi.

 

Keterangan yang diperoleh Republika.co.id, Rabu (6/11), relawan ACT Lampung Kartiah mengatakan, info keberadaan Maya Sari didapat dari petugas pekerja sosial masyarakat d Kabupaten Tanggamus. Saat ini Maya hanya dirawat ala kadarnya oleh kedua orang tuanya.

Kondisi perekonomian yang serba kekurangan membuat Maya bergantung pada bantuan orang lain. Salah satu kebutuhan mendesak yakni kursi roda. Untuk bantuan kursi roda tujuannya agar memudahkan Maya bergerak ke sana dan kemari, dan juga bergaul dengan teman sebayanya tanpa banyak merepotkan orang lain terutama ayahnya.

 

Kedepan ACT akan mengajak masyarakat Lampung untuk membantu pendampingan pengobatan medis Maya dari kelumpuhan kedua kakinya. "Kebutuhan saat ini adalah bantuan gizi dan pendampingan pengobatan ke rumahsakit. Kondisi Maya semakin lumpuh. Di masa pertumbuhanya (sebagai seorang remaja, Red) sangat terganggu," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement