Selasa 05 Nov 2019 23:40 WIB

Resep Rahasia Api Yunani Taklukkan Musuh Bizantium

Api Yunani juga sempat digunakan Konstantinopel untuk menahan invasi Rusia.

Api Yunani
Foto: wikipedia
Api Yunani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inovasi Kallinikos menemukan ramuan api Yunani terbukti meraih sukses besar dalam mengusir gelombang serbuan pasukan Arab dari gerbang Konstantinopel, di darat mau pun di laut. Namun, sejak serbuan Arab berakhir, api Yunani jarang dipakai lagi.

Bizantium khawatir rahasianya bakal jatuh ke tangan musuh. Resepnya dijaga ketat sampai akhirnya hilang dalam huru-hara saat pasukan Perang Salib Eropa merebut Konstantinopel dari tangan Bizantium pada 1204.

Baca Juga

Anna Comnena, putri penguasa Konstantinopel Kaisar Alexios I, mencatat, bahan api Yunani dibuat dari resin pohon pinus yang dicampur dengan belerang lalu dimasukkan dalam pipa untuk kemudian disemburkan dengan tekanan tinggi. Ketika bertemu dengan api yang dinyalakan di ujung pipa, terciptalah semburan angin berapi. Catatan lain menunjukkan api Yunani dibuat dari minyak bumi (nafta) yang diproses secara kimiawi, diartikan sebagai distilasi.

Sumber lain menyebut api Yunani merupakan paduan dari nafta, belerang, dan kapur mentah (quicklime) yang dipanaskan lalu disalurkan me lalui pipa. Efek ledakan yang ditimbulkan api Yunani menimbulkan spekulasi beberapa ahli sejarah bahwa saltpeter menjadi salah satu ramuannya. Mungkin juga saltpeter digunakan pada versi lanjutan api Yunani yang menggunakan ramuan belerang, lemak, damar, terpentin, dan antimon yang oleh pasukan Perang Salib juga dijuluki api Yu nani.

Api Yunani juga sempat digunakan Konstantinopel untuk menahan invasi Igor dari Rusia pada 941. Menurut catatan Luitprand dari Cremona, ratusan kapal perang Rusia dihancurkan hanya oleh 15 kapal Bizantium yang menyemburkan api dari semua sisinya.

Menurut Luitprand, api itu hanya bisa dipadamkan dengan cuka dan air kencing, mengindikasikan bahwa kandungannya adalah alkalin karena bisa dinetralkan oleh asam. Berda sarkan kesaksian bahwa air laut justru membuat nyala api Yunani makin hebat, bisa di simpulkan reaksinya mirip termit dengan kandungan ka pur mentah yang ketika kontak dengan air akan menimbulkan panas.

Digerakkan pompa

Kaisar Leo mencatat bahwa pasukannya memasang tabung perunggu di bagian depan kapal perang sehingga semburan api bisa diarahkan ke depan, kiri, kanan, atau ke bawah. Dia juga menulis bahwa senjata pelontar api Yunani merupakan pipa yang digerakkan dengan tangan dari balik tameng besi untuk “melemparkan” api ke muka musuh.

Anna Comnena mengartikan kata melempar bukanlah seperti melempar granat, tapi menyemburkan api de ngan pompa yang digerakkan tangan. Sebuah gambar pompa tangan untuk menyemburkan api Yunani ditemukan pada manuskrip Vatikan abad ke-11. Dokter Muslim dari Spanyol, Abul Wasim Khalaf Ibn Abbas al-Zahrawi atau lebih dikenal dengan sebutan Abulcasis (1013 M), dalam bukunya mengenai pembedahan, mendeskripsikan tabung silinder dengan piston yang disebut pompa aksi ganda yang digunakan untuk melontarkan nafta dalam perang laut.

Dalam aplikasi di kapal perang, pompa dihubungkan lewat selang fleksibel terbuat dari kulit ke pipa besi untuk menyemburkan cairan api. Campuran rahasia itu mungkin dipanaskan dalam sebuah ketel, lalu dipompa melalui pipa.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement