REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Pemerintah Provinsi Jawa Barat, menilai keberadaan zakat sangat penting di Jabar.
Menurut Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, saat ini angka kemiskinan di Jabar terus menurun. Salah satu solusi untuk menurunkan angka kemiskinan di Jabar adalah adanya badan amil zakat yang menghimpun zakat di masyarakat.
"Kami berharap zakat bisa menurunkan kemiskinan tak hanya di Jabar tapi di Indenesia pun jadi solusi untuk menanggulangi kemiskinan," ujar Uu saat memberi sambutan di acara konferensi internasional World Zakat Forum (WZF) 2019, Selasa (5/11).
Uu menilai, potensi zakat ini sangat kuat untuk menurunkan angka kemiskinan. Karena, dengan zakat bisa membuat berbagai program bantuan sosial dan pendidikan. "Saya pun, sangat mengapresiasi kegiatan ini yang digelar di Jabar. Mudah-mudahan bisa semakib mengoptimalkan potensi zakat di Jabar," katanya.
Tokoh organisasi pengelola zakat dari 30 negara hadir ke acara Konferensi Internasional World Zakat Forum (WZF) 2019 yang dilaksanakan pada Selasa (5/11) hingga Kamis (7/11) di Crown Plaza Hotel, Bandung, Jawa Barat. Konferensi internasional bertajuk "Optimizing Global Zakat Role trough Digital Technology", tersebut dibuka Wakil Presiden RI, Prof KH Ma'ruf Amin didampingi Menteri Agama RI, Fachrul Razi, serta Sekretaris Jenderal World Zakat Forum, Prof Bambang Sudibyo.
"Kami ucapkan selamat datang pada delegasi dari 30 negara yang hadir. Sebenarnya tadinya konferensi ini akan di gelar di Brunei tapi karena berbagai hal jadi pindah ke Indonesia di Bandung," ujar Sekretaris Eksekutif WZF, Irfan Syauqi Beik, saat memberikan sambutan.
Irfan menilai, pertemuan ini sangat penting untuk membahas perkembangan zakat yang terjadi di dunia. Karena, pertemuan ini merupkan konferensi zakat terbesar zakat. "Dalam konferensi ini akan ada tujuh keynote speaker. Lalu akan ada Annual meeting dan diskusi," katanya.
Selain itu, kata dia, WZF pun akan membahas tentang indeks kesejahteraan. Karena, berbicara soal zakat banyak orang bertanya tentang seberapa besar pengaruh dari zakat ini pada kesejahteraan masyarakatnya. "Kami berharap ada kesamaan pemikiran apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan zakat ke depan," katanya.
WZF pun, kata dia, akan membahas beberapa isu. Salah satu topik yang diangkat bagaimana mengoptimalkan zakat dengan teknologi digital. "Akan dibahas, mekanismenya bagaimana menggunakan teknologi untuk zakat ini," katanya.
Konferensi ini juga dihadiri anggota asosiasi, seperti IDB, UNICEF, D-8, UNDP, dan Bank Indonesia. BAZNAS se-Indonesia, pimpinan daerah dan dinas terkait, akademisi dan peneliti, Lembaga Amil Zakat, Rumah Zakat, Organisasi non pemerintah, Perwakilan institusi multinasional, Mahasiswa, dan masyarakat umum juga ikut berpartisipasi.