Sabtu 02 Nov 2019 23:10 WIB

Salimah Membangun Muslimah di Segala Bidang

Salimah berdiri sejak 8 Maret 2000.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
 Dra Hj.Siti Faizah Ketua Umum PP Salimah 2015-2020
Foto: Foto : MgRol_95
Dra Hj.Siti Faizah Ketua Umum PP Salimah 2015-2020

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berawal dari kegelisahan akan permasalahan yang melanda perempuan, anak, dan keluarga, Persaudaraan Muslimah (Salimah) hadir menjadi salah satu jalan keluar bagi masyarakat Indonesia. Sejak 8 Maret 2000, Salimah berusaha memberikan solusi terkait lingkaran kemiskinan dan kebodohan.

Siti Faizah yang menjabat sebagai ketua umum PP Salimah sejak 2015 lalu sudah mendedikasikan waktu dan tena ga bagi Muslimah di Tanah Air. Mulai bergabung pada 2005, Faizah memulai aktivitasnya sebagai sekretaris umum.

"Yang membuat saya tertarik bergabung dengan Salimah karena ini merupakan wadah untuk saya berkiprah dan memberi manfaat bagi masyarakat tanpa meninggalkan peran sebagai ibu dan istri," ujar Faizah saat dihubungi Republika belum lama ini.

Di Salimah, Faizah mulai mengerti tentang kondisi di lapangan. Tepatnya di daerah-daerah yang jauh dari Jawa. Salimah kini memiliki cabang di tingkat ranting. Ada 436 kelurahan dan 1.618 kecamatan. Tidak hanya di Indonesia, organisasi ini juga memiliki perwakilan di Taiwan dan Hong Kong.

Organisasi ini membantu mencari jalan keluar dengan memberikan pembinaan dan peningkatan kualitas perempuan, mengokohkan keluarga, dan memberi perlindungan pada anak. Selain itu, Salimah menyelenggarakan pendidikan, mela kukan aktivitas sosial, serta mem buat usaha untuk meningkatkan kemampuan ekonomi mereka.

Faizah menyebut organisasi perempuan ini memiliki visi menjadi organisasi masyarakat (or mas) perempuan yang kokoh dan dinamis dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga Indonesia. Di beberapa kesempatan, Salimah membangun kemitraan dan jaringan dengan kementerian dan lembaga terkait.

"Dari awal, organisasi ini di dedikasikan untuk perempuan, anak, dan keluarga. Kiprahnya kini ada di berbagai bidang, baik dakwah, ekonomi, pendidikan, dan sosial," lanjut dia.

Dari sisi dakwah, Salimah mem bentuk gerakan bernama Forsil MT atau Forum Silaturahmi Majelis Taklim. Selain itu, ada pelatihan bagi dai untuk mem perluas ilmu yang dimiliki. Selain itu, ada 750 orang yang berga bung dalam Ikatan Mubalighoh Salimah Indonesia (IMSI). Untuk sementara, IMSI masih berupa kajian dengan sistem daring, dengan tujuan para mubalighoh bisa meng-upgrade diri mereka.

Ada pula program Baitul Qur an Salimah dan Gerakan Mem baca Alquran (GEMA). Kedua prog ram imi ditujukan untuk mem berikan sarana pendidikan, pemahaman, dan pembinaan Alquran melalui lembaga personal maupun kelompok.

Faizah menyebutkan, ia dan Salimah memiliki mimpi untuk meningkatkan SDM di Indonesia. Dari sisi pendidikan, organisasi ini memiliki program yang dikerjasamakan dengan beberapa sekolah-sekolah maupun dinas pendidikan di beberapa daerah di Indonesia. Program ini diberi nama Sekolah pra-Nikah Salimah Indonesia (Serasi) dengan menghadirkan fasilitator dari pihak mereka.

Dari sisi ekonomi, dibuat program Koperasi Syariah Serba Usaha Salimah (Kossuma). Dalam gerakan ini, Faizah dan tim berusaha menghidupkan kembali koperasi sebagai salah satu penggerak ekonomi keluarga. Saat ini sudah ada 120 Kos suma yang berada di 107 tingkat pimpinan daerah, 25 tingkat kota/ kabupaten, dan 13 pimpinan cabang.

Untuk masalah sosial, Salimah mendampingi 5.000 anak ya tim di seluruh Indonesia. Mereka mendapatkan santunan dari hasil usaha anggota Salimah dan do nasi masyarakat. Faizah menyebut keterlibatan perempuan saat ini dibandingkan saat dulu sudah banyak berubah. Menurut dia, pada saat awal menjabat ketua umum, baru ada 1.800 anggota struk tural. Namun, kini dalam rentang waktu empat tahun, jum lah anggotanya bertambah hingga lebih dari 2.500 orang.

"Ini, menurut saya, menunjukkan sebuah gerakan yang masif. Apalagi, dalam waktu em pat tahun, pertambahannya sampai 700 anggota. Ini tidak mu dah," ujar dia. Kebanyakan ang gota Salimah berasal dari tingkat ranting setara kelurahan, desa, dan kecamatan. Dengan fakta yang ada, ia menilai masyarakat mulai menunjukkan keterlibatan, keaktifan, dan ke ter tarikannya dalam hal ekonomi, sosial, maupun pendidikan di Indonesia.

Faizah menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Papua, tepatnya di Timika. Di pengajian terakhir yang diadakan Salimah, ada 3.000 orang datang dan bergabung dengan kegiatan tersebut. Mereka menunjukkan ketertarikan untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman dengan ber kumpul dengan sesama Mus limah.

Dia pun berharap, ke depan, semakin banyak perempuan yang bisa berperan aktif. "Tidak semua orang memiliki kemampuan dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan formal. Jadi, dengan Salimah, diharap bisa membantu mereka," ujar Faizah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement