REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin menginginkan ada banyak pengembangan kawasan industri halal atau halal industrial estate di Indonesia. Ini kata Ma'ruf, sebagai upaya Indonesia menjadi mengembangkan industri halal dari yang selama ini hanya konsumen, menjadi produsen halal.
"Artinya kita harus membangun produk-produk halal, bukan hanya konsumen dalam negeri tapi juga ekspor. Karena itu, harus ada semacam halal industrial estate," ujar Ma'ruf saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (1/11).
Menurutnya, keberadaan pusat perdagangan halal atau halal trade center juga sangat penting untuk pengembangan industri halal. Untuk mengembangkan industri halal, Ma'ruf juga menilai pentingnya penguatan keuangan syariah.
"Sekarang kita perkuat lagi supaya jadi lebih besar. Saudia sudah terbesar di dunia, kita baru sukuknya. Sukuh itu surat berharga syariah negara," ujar Ma'ruf.
Karena itu, ia menginginkan baik perbankan asuransi, pasar modal syariah di Indonesia juga menjadi besar. Tak hanya itu, Ma'ruf menilai hal penting lainnya adalah potensi dana sosial yang sangat besar perlu ditingkatkan lagi. Sebab, ia menerangkan, potensi wakaf, zakat saat ini baru lima persen dari keseluruhan.
Ia meyakini, dana sosial berfungsi dalam membangun masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi lebih cepat.
"Jadi 95 persen lagi belum, kalau bisa meng-collect itu 95 persen lagi kali 8 triliun itu berapa, itu untuk dana membangun pengembangan masyarakat. wakaf juga potensi kita besar," kata Ma'ruf.
Selain itu, Ma'ruf juga menilai potensi bisnis syariah saat ini menjadi penting. Ia meyakini, jika bisnis syariah terus dikembangkan akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Bisnis besar, lemah maupun menengah, apabila ini kita bisa berdayakan, tentu dia akan menjadi berkembang jadi seperti UMKM syariah yang akan besar sekali potensinya, mendorong juga perkembangan ekonomi nasional kita," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia MUI nonaktif tersebut.