Senin 28 Oct 2019 18:58 WIB

Rusia: Tasawuf dan Tarekat Sufi Penghalang Laju Radikalisme

Tasawuf menjadi salah satu penghadang radikalisme di Rusia.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Tarian sufi (ilustrasi).
Foto: trekearth.com
Tarian sufi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Promosi sufisme atau tasawuf yang dilakukan otoritas sekuler dikatakan telah membantu menghalangi penyebaran ekstremisme Islam di Asia Tengah. 

Hal itu diungkapkan Kepala Departemen Penelitian Islam dari Institute for CIS Countries, Ildar Safargaleyev, sebuah lembaga riset milik pemerintah Rusia.  

Baca Juga

Menurut Safargaleyev, hal itu memaikan peran kunci dalam menenangkan Chechnya setelah 2004 dan hal yang sama bekerja saat ini di Daghestan. Dengan demikian, metode promosi sufisme itu telah teruji dengan baik dan harus digunakan pejabat Rusia di tempat lain. 

Dilansir di Window on Eurasia, Senin (28/10), ia membuat argumen tersebut secara eksplisit di sebuah konferensi di Moskow, Rusia, pekan lalu, yang bertemakan "Asia Tengah dan Rusia: Prospek untuk Kerjasama yang Saling Menguntungkan." 

Menurut Safargaleyev, cara-cara non-kekuatan yang paling efektif untuk menentang penyebaran ideologi ekstremis adalah tasawuf. Tasawuf ini menjadi poin yang sebelumnya ia kembangkan dalam sebuah buku 2016 berjudul "Tradisi Spiritual tak Ternilai" (dalam bahasa Rusia).  

Dalam presentasi terbarunya, analis ini mengatakan bahwa mengandalkan tasawuf telah membantu tidak hanya negara-negara Asia Tengah tetapi Rusia juga. 

Upaya penenangan Chechnya, misalnya, kemungkinan akan jauh lebih sulit tanpa dukungan untuk Sufisme. Selain itu, upaya untuk menenangkan Daghestan disebut dibantu oleh fakta bahwa kepala mufti di sana adalah seorang syekh sufi Naqsyabandi  

Yang lebih penting, menurut Safargaleyev, adalah semakin banyak pejabat Rusia yang berfokus pada sufisme pada pra-1917 di Rusia dan khususnya pada Zeynulla Rasulyev untuk membentuk kampanye ideologis mereka sendiri. Mereka mengadakan konferensi reguler dan membentuk klub untuk berbagi informasi tentang dirinya. 

Dalam pidatonya, ia menambahkan sebuah artikel yang telah ditulisnya tentang Resulyev (1833-1917), seorang Bashkir yang juga seorang mujaddid (modernis Muslim) dan seorang syekh sufi Naqsyabandi. Bashkir adalah salah satu suku Turk yang menetap di kawasan pegunungan Ural, Rusia. Safargaleyev lantas menguraikan tentang karir dan gagasan dari Rasulyev dalam artikelnya 

Tulisan opininya berisi tentang bibliografi yang luas dari sosok Rasulyev. Tulisan tersebut berjudul "Misi dan Warisan Rohani Sheikh Zaynulla Rasulyev (dalam bahasa Rusia; Ufa, 2015)". Keberadaan tulisan ini menggarisbawahi kenyataan bahwa pemerintah Rusia saat ini melatih orang-orang dalam tasawuf untuk memerangi Islamisme. (Kiki Sakinah)  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement