Senin 28 Oct 2019 14:00 WIB

Penggunaan Teknologi Hidrolik di Negara Muslim

AlMuqaddasi misalnya, ia menggambarkan beberapa bendungan di Iran.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli geografi Arab sering merujuk pada produksi pertanian dari negara-negara Muslim yang mereka deskripsikan. AlMuqaddasi misalnya, ia menggambarkan beberapa bendungan di Iran.

Di antaranya, bendungan pra-Islam yang menyediakan teknologi hidrolik di Khuzistan dan bendungan yang dibangun pada abad ke-10 Masehi di Sungai Kur di Provinsi Fars, Iran, oleh Amir Adud Al-Daulah.

Baca Juga

Ahmad Y Al-Hassan dan Donald R Hill da lam bukunya Islamic Technology: an Ilusstra ted Historymengungkapkan, Buwayyah Amir Adud ad-Daulah membuat proyek hid rolik raksasa tersebut sekitar 370 H/960 M. Al-Hassan pun mengutip pernyataan ahli geo grafi Muslim Al-Muqaddasi yang menjadi saksi sejarah pembangunan proyek hidrolik raksasa itu.

"Adud ad-Daulah menutup sungai antara Shiraz dan Istakhr (Persepolis) dengan tembok besar, diperkuat dengan timah, sehingga membentuk danau dan permukaannya naik. Di kedua sisi danau dibangun 10 noria, seperti yang terdapat di Khuzistan dan di bawah setiap noria terdapat sebuah penggilingan yang hingga hari ini meru pakan salah satu daya tarik di Fars. Di sana, ia membangun sebuah kota. Air mengalir melalui kanal-kanal dan mengairi 300 desa," tulis Al-Hassan.

Sikap penulis Arab dan Persia terhadap kekuatan dan penggilingan air kerap diungkapkan dengan cara memperkirakan aliran air sebagai pembangkit tenaga listrik. Mengacu pada Mesopotamia Atas, Ibnu Klawqal menggarisbawahi penggunaan aliran Sungai Tigris untuk memberi tenaga pada operasional pabrik kapal.

Pabrik kapal di Sungai Tigris di Mosul tidak ada bandingannya di mana pun karena mereka berada di arus yang sangat cepat. Setiap pabrik memiliki empat batu dan masing-masing pasangan batu menggiling pada siang dan malam. Mereka terbuat dari kayu, kadang-kadang dari kayu jati, kata Ibnu Klawqal dalam teks Arab yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Pada 1184 M, Ibnu Jubayr (1145-1217 M) juga menggambarkan pabrik-pabrik kapal di seberang Sungai Khabur di Mesopota mia Atas. Sementara itu, al-Muquddasi menyampaikan, pasang surut air tersebut berguna untuk mengoperasikan pabrik.

Pasang surut air berguna untuk mengoperasikan pabrik karena mereka berada di muara sungai. Ketika air keluar itu menggerakkan mereka, tulis Donald R Hill dalam bukunya, Information on Engineering in the Works of Muslim Geographers, History of Technology.

Apa yang menjadi ciri khas dalam semua referensi di atas adalah skema narasi ahli geografi Arab yang dengannya penggunaan mesin pedesaan bertenaga air muncul sebagai indikator untuk mening katkan kemakmuran wilayahnya masing-masing.

Hanya sedikit perincian teknis, fungsi atau konstruksi yang disebutkan. Hal ini menyiratkan bahwa penulis teks Arab ter sebut tidak tertarik pada detail teknologi hidrolik. Mereka hanya bertujuan untuk menghadirkan karya manusia ini sebagai sesuatu yang luar biasa, bahkan sebagai keajaiban.

Kendati demikian, penggunaan teknologi tersebut secara detail dapat ditelusuri dalam risalah yang berkaitan dengan pertanian, seperti Nabatean Agriculture, sebuah risalah yang diterjemahkan dari bahasa Suriah ke Arab pada abad ke-10 M. Dalam risalah tersebut banyak ditemukan deskripsi terperinci dari mesin-mesin pengangkat air. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement