Ahad 27 Oct 2019 16:46 WIB

Banjir Terjang Cianjur, Enam Rumah Terdampak

Bencana ini terjadi akibat sungai Cikukulu yang meluap hingga setinggi pinggang orang

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi banjir.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Ilustrasi banjir.

REPUBLIKA.CO.ID,  CIANJUR -- Bencana banjir melanda Kelurahan Sayang, Kecamatan/Kabupaten Cianjur Sabtu (26/10). Dampaknya sebanyak enam rumah warga di Kampung Baru RT 02 RW 21 Kelurahan Sayang Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur terendam banjir.

Bencana ini terjadi akibat sungai Cikukulu yang meluap hingga setinggi pinggang orang dewasa, Sabtu (26/10). Salah seorang warga Ajat Sudrajat (46 tahun) menerangkan, bencana terjadi setelah wilayah Cianjur diguyur hujan deras sejak Sabtu sore.

''Dampaknya aliran Sungai Cikukulu yang melintas ke perkampungan tersebut meluap,'' ujar Ajat. Ia mengatakan pada awalnya ketinggian air hanya sebatas mata kaki.

Namun beberapa saat kemudian debit air semakin besar dan tinggi permukaan air yang membanjiri pemukiman mencapai pinggang orang dewasa. Peristiwa ini menyebabkan warga yang terdampak banjir sempat panik dan menyelamatkan barang yang ada di dalam rumah terutama barang berharga.

Ajat menerangkan, sebagian warga lainnya menyelamatkan anak-anak ke tempat lebih tinggi. Khawatir banjir terus meningkat ketinggiannya.

Warga lainnya Agus Mulyadi (45) mengatakan, luapan air sempat merendam rumahnya yakni kamar dan ruang tamu rumahnya. ''Saya harus menjebol tembok kamar dengan diameter 10 centimeter agar air di dalam rumah bisa surut,'' ujar dia.

Hal ini dilakukan agar ada pembuangan air dan air surut pada Sabtu sekitar pukul 18.30 WIB. Beruntung dalam kejadian ini tidak ada warga yang menjadi korban terbawa arus banjir.

Namun beberapa perabot dan barang berharga miliknya terbawa arus air. Misalnya mulai dari tabung gas elpiji 3 kilogram, smartphone, dan alat masak lainnya.

Agus mengungkapkan, beberapa orang warga yang terdampak banjir mengungsi ke rumah tetangga dan kerabat terdekat. Namun sebagian warga gotongroyong untuk membersihkan lumpur dan mencegah air kembali masuk ke rumahnya.

Lebih lanjut Agus menambahkan, bencana banjir kali ini merupakan yang terparah sejak beberapa tahun terakhir. Ke depan warga berharap pemerintah daerah melakukan upaya untuk mencegah bencana serupa terjadi kembali.

Terlebih kata Agus, bencana banjir ini sering terjadi pada musim hujan. Namun bencana kali ini lebih parah dibandingkan sebelumnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement