Ahad 27 Oct 2019 15:27 WIB

Liga Muslim Dunia Bangun Museum Nabi Muhammad di Madinah

Bangunan bersejarah itu rencananya akan dibangun di area seluas 20.000 meter

Rep: Febryan A/ Red: Agung Sasongko
Salah satu sudut kota Madinah (ilustrasi).
Foto: ROL/Sadly Rachman
Salah satu sudut kota Madinah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Liga Muslim Dunia (MWL) telah membuat kesepakatan untuk membangun museum Kehidupan Nabi Muhammad dan Peradaban Muslim di Madinah, Arab Saudi. Meski pembangunan baru akan dimulai, tapi MWL sudah mendapatkan permintaan dari 24 negara lain untuk membangun museum cabang, salah satunya di Indonesia.

Nota kesepahaman (MoU) untuk pembangunan museum itu ditandatangani oleh Sekretaris Jendral MWL Dr. Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa dan perwakilan Perusahaan Teknologi Wadi Makkah pada Ahad (27/10). Penandatanganan juga disaksikan langsung oleh Gubernur Madinah, Pangeran Faisal bin Salman.

Bangunan bersejarah itu rencananya akan dibangun di area seluas 20.000 meter persegi di Kota Madinah. Museum itu nantinya akan dibangun dan dilengkapi dengan teknologi museum terbaru.

Al-Issa mengatakan bahwa museum nabi di Madinah itu adalah museum pusat. Sebab, Arab Saudi adalah tanah di mana peradaban Islam dimulai.

Adapun untuk cabang museum nabi, MWL telah mendapat permintaan dari 24 negara. Dua diantaranya adalah Indonesia dan Uni Emirat Arab. "MWL akan menampilkan replika museum di Expo 2020 di Dubai," kata Al-Issa sebagaimana dikutip dari laman Arabnews.com.

Al-Issa pada kesempatan itu juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan dan dukungan Pangeran Faisal untuk pembangunan museum tersebut. Hal ini, kata dia, menunjukkan dukungan pemerintah terhadap dunia Islam.

Al-Issa menambahkan, museum Kehidupan Nabi Muhammad itu nantinya akan menjadi situs penting di Kerajaan Saudi. Terlebih, museum itu akan dibangun dengan fasilitas termutakhir.

Museum itu akan menjadi tempat bagi para ilmuwan untuk melakukan riset dan pelatihan. Akan disediakan juga sejumlah ruangan galeri, seminar dan konferensi internasional.

Terpenting, lanjut Al-Issa, museum itu akan menjadi situs edukasi bagi seluruh dunia tentang Islam. Yakni, menjadi representasi wajah Islam yang sesungguhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement