Jumat 25 Oct 2019 14:00 WIB

UKM Pesantren Go Digital

Sekitar 80 persen pesantren memiliki UKM yang menjual produk dari para santri.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Kemenko Perekonomian, Kemenkop dan UKM serta Kemenag bekerjasama dengan Bukalapak untuk mendigitalisasi produk UKM Pesantren, Jumat (25/10).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Kemenko Perekonomian, Kemenkop dan UKM serta Kemenag bekerjasama dengan Bukalapak untuk mendigitalisasi produk UKM Pesantren, Jumat (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemenko Perekonomian, Kementerian Agama dan Kementerian UKM dan Koperasi menggaet Bukalapak untuk bisa memberdayakan UKM pesantren. Kerjasama ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan daya saing dari para entreprenur santri.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kamaruddin Amin menyatakan, pemberdayaan UMKM berbasis pesantren menjadi salah satu langkah strategis untuk mendorong upaya pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pesantren yang memiliki fungsi sebagai lembaga pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat, memiliki peran penting dalam upaya mengatasi ketimpangan pembangunan. Peran ini didukung oleh besarnya potensi pesantren. Ada lebih dari 28.000 pesantren di seluruh Indonesia dengan berbagai ragam aktivitas ekonomi yang berskala mikro, kecil, dan menengah.

"Kementerian Agama akan mendorong keterlibatan aktif komunitas pesantren serta dukungan program lifeskill dan bantuan vokasional dalam pelaksanaan program ini,” tegas Kamaruddin Amin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (25/10).

Kepala Subdit Pendidikan Pesantren, Kementerian Agama, Basnang Said menjelaskan kerjasama dengan bukalapak ini harapannya bisa membuat produk dari para santri lebih menasional. Sebab, selama ini kata Basnang produk dari pondok pesantren hanya laku di kalangan internal saja.

"Harapannya dengan kerjasama ini bisa membuat produk dari para santri menjadi go digital. Dampaknya, yang mengakses produk para santri ini tidak hanya kalangan sendiri saja, tetapi juga para masyarakat lainnya," ujar Basnang di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (25/10).

Basnang juga menjelaskan saat ini ada 28 ribu lebih pesantren yang ada di Indonesia. 80 persennya mempunyai UKM sendiri yang menjual produk dari para santri. "Produknya beragam, dari mulai makanan, alat kebersihan, sabun banyak lah," ujar Basnang.

Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Abdul Kadir Damanik menjelaskan kerjasama ini dilakukan dengan harapan para pendamping usaha bisa bekerjasama dengan bukalapak agar mereka bisa belajar untuk bisa memasukan produk produk pesantren menjadi go digital.

"Kami kan ada pendampingan, nah dengan adanya bukalapak, mereka bisa belajar untuk bagaimana mengemas produk UKM ini agar laku di pasaran," ujar Damanik di lokasi yang sama.

Sebab, kata Damanik, tak jarang salah satu penyebab susahnya produk pesantren laku diluar internal pesantren karena pengemasan yang kurang menarik. "Kan jadi dengan adanya kerjasama ini tim dari bukalapak bisa berbagi pengalaman soal pengemasan, soal go digital ini," ujar Damanik.

Bukalapak pun mengaku kerjasama ini memang bukan hal yang baru. Sebelumnya, Bukalapak juga sudah kerap bekerjasama dengan kementerian lembaga lain untuk bisa menggaet pasar.

AVP Public Policy dan Goverment Relations Bukalapak, Bima Laga menjelaskan Bukalapak terbuka atas kerjsama ini. Bukalapak akan memberikan pendampingan bagi para santri untuk bagaimana bisa mengemas produk mereka agar laku di pasaran.

"Kami kan open marketplace ya. Nah ini bisa jadi salah satu cara untuk bisa membantu para santri mempopulerkan produk mereka," ujar Bima di lokasi yang sama.

Bima bahkan menjelaskan rencana pembentukan laman khusus untuk produk pesantren apabila kedepannya produk dari para santri ini bisa diakses oleh banyak pihak. "Seperti saat kita kerjasama dengan para stakeholder gubernur bupati, mereka juga kami buatkan langsung laman yang isinya produk produk daerah," ujar Bima.

Untuk pilot project, kata Bima, akan PLUT-KUMKM Kabupaten Tasikmalaya bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, dan mulai akan dikembangkan di daerah lainnya pada tahun 2020. Program ini diharapkan dapat melahirkan wirausahawan dan UMKM digital “local champions” dari komunitas pesantren yang dapat menjadi inspirasi bagi tumbuh berkembangnya wirausahawan digital lokal lainnya.

"Ya kita akan coba lihat dari pilot project ini, pengembangannya seperti apa nanti kita update lagi," ujar Bima.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement