REPUBLIKA.CO.ID, TIJUANA – Kota Tijuana di Meksiko menjadi lokasi tujuan migran Muslim dari Afrika dan Timur Tengah. Para pencari suaka dari Suriah beserta para migran dari Togo, Somalia, dan Ghana datang bersama keluarganya untuk tinggal sementara.
Untuk membantu para migran dan korban deportasi itu, sekelompok perempuan yang tergabung dalam Latina Muslim Foundation telah mengumpulkan sejumah dana. Uang itu akan dipergunakan untuk membangun pusat perlindungan bagi para migran.
Pendiri Latina Muslim Foundation, Sonia Garcia, memaksudkan tempat penampungan itu sebagai pusat komunitas yang memfasilitasi para migran. Ada layanan sosial, perawatan medis, dan ruang untuk beribadah untuk mereka.
Perempuan kelahiran Meksiko itu dibesarkan sebagai penganut Katolik tetapi kini telah memeluk agama Islam. Bersama mualaf lainnya yang tergabung dalam yayasan, mereka membawa sumbangan dari anggota Islamic Center of San Diego melintasi perbatasan.
Ada kesenjangan besar, kesalahpahaman, dan ketidaktahuan mengenai Muslim di Meksiko. Padahal, menjadi Latin maupun menjadi Muslim, tetap saling terhubung satu sama lain sebagai umat manusia. Garcia dan rekan-rekannya tidak ingin saudara Muslim telantar.
Gagasan awal membuat tempat penampungan adalah untuk melayani para ibu dan anak-anak mereka yang dideportasi. Sekarang, ide itu kian berkembang untuk membeli sebuah gudang di dekat perbatasan dan mengubahnya menjadi tempat perlindungan lain.
Akan ada ruangan kantor untuk pekerja sosial dan pengacara, dapur, ruang medis, dan ruang shalat yang penuh dengan salinan Alquran. Organisasi itu sudah memiliki lokasi serta desain bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek.
Ada pula tim sukarelawan yang siap memberikan layanan hukum dan sosial. Akan tetapi, biaya masih dihimpun secara daring dengan total 32 ribu dolar AS dari total biaya yang dibutuhkan sebanyak 250 ribu dolar AS.
Salah satu migran asal Ghana, Bala (33 tahun), datang bersama istri dan anak perempuan mereka yang masih berusia dua tahun. Mereka tiba di Tijuana pada bulan Juni dan tinggal di tempat penampungan yang ramai. Bala kemudian mendapat pekerjaan di tempat cuci mobil.
Dia mampu mengumpulkan cukup uang untuk menyewa apartemen satu kamar. Keluarga itu sekarang memiliki privasi dan merasa lebih betah di Meksiko, tetapi masih mempertimbangkan untuk beranjak dan meminta suaka di AS.
Meskipun dia dan keluarganya berada dalam situasi yang lebih baik, Bala menyebutkan banyak migran Muslim di Tijuana yang terancam menjadi tunawisma. Karena itu, dia sangat mendukung apa yang digagas atina Muslim Foundation.
"Ini adalah hal yang baik karena ada banyak Muslim tanpa tempat tinggal. Tempat penampungan penuh dan hotel-hotel sangat mahal," kata Bala, seperti dikutip dari laman Miami Herald.