Senin 21 Oct 2019 18:51 WIB

Silaturahim ke PBNU, Dubes AS Bahas Uighur dan Palestina

Dubes AS mengatakan, Nahdlatul Ulama contoh Islam yang moderat dan toleran.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Duta Besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Indonesia, Joseph R Donovan berkunjung ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Senin (21/10). Mereka membahas tentang kondisi etnis Uighur di Xinjiang, Cina dan Palestina.

Joseph mengatakan bahwa dirinya selalu menghormati Nahdlatul Ulama karena Nahdlatul Ulama adalah contoh Islam yang moderat dan toleransi. Menurutnya Nahdlatul Ulama telah menjadi contoh di Indonesia dan bagi seluruh dunia.

"Kami (di PBNU) melakukan banyak sekali diskusi dan membahas banyak permasalahan yang beragama," kata Joseph kepada Republika usai bertemu PBNU di Gedung PBNU, Jakarta, Senin (21/10).

Ia menyampaikan, bersama PBNU membahas mengenai permasalahan internasional menyangkut kondisi Afghanistan, Palestina dan situasi di Xinjiang, Cina. Pemerintah AS juga mengundang Ketua Umum PBNU untuk melihat lebih jauh lagi situasi yang terjadi di Xinjiang. 

Ia menceritakan bahwa ada lima organisasi internasional yang menyampaikan kondisi yang terjadi di Xinjiang kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di antaranya Amnesty International, Human Rights Watch, International Commission of Jurists, International Federation for Human Rights, dan World Uyghur Congress.

Lima organisasi internasional itu mengirim surat ke Sekretaris Jenderal PBB. "Mereka menyatakan yang terjadi di Xinjiang salah satu permasalahan hak asasi manusia yang paling mendesak di zaman sekarang," ujarnya. 

Joseph menyampaikan, terkait permasalahan yang terjadi di Palestina, AS juga telah berkomitmen untuk mencapai perdamaian di kawasan Timur Tengah. Pemerintah AS sudah memberikan puluhan Dolar AS ke masyarakat Palestina. Akan tetapi permasalahan di Palestina sangat rumit dan pelik.

"Namun seperti kata pak kiai (KH Said Aqil), ini (di Palestina) ada permasalahan yang sangat rumit dan pelik, kami selalu mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan di Palestina itu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement