REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Rumah Zakat bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kecamatan Sewon mengadakan rangkaian kegiatan penanggulangan stunting. Keduanya menggelar penyuluhan dan Refresing Stunting kelompok BKB EMAS (Bina Keluarga Balita Eliminasi Masalah Anak Stunting) di Desa Timbulharjo. Desa Timbulharjo masuk kedalam 10 desa di kabupaten Bantul yang menjadi lokus penanganan stunting.
Lebih dari 50 peserta yang hadir. Mereka terdiri dari kader BKB, kader posyandu, PKK, ibu hamil, ibu dengan anak stunting, dan kader remaja posbindu se-Desa Timbulharjo. Peserta mendengarkan pengantar materi stunting yang di sampekan oleh Titik Chomariyah selaku petugas lapangan BKKBN Kecamatan Sewon dan Alfian Mubarak sekali Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat.
“Ada 6 materi yang di sampaikan kepada Kelompok BKB (Bina Keluarga Balita) modul BKB EMAS (Eliminasi Masalah Anak Stunting) pada hari ini dan kegiatan hari ini di akhiri dengan simulasi permainan ular tangga BKB EMAS," ujar Titik Chomariyah selaku petugas lapangan BKKBN Kecamatan Sewon.
Ke 6 materi tersebut adalah Penerapan Delapan Fungsi Keluarga pada 1000 HPK, Kesehatan Fisik dan Mental Ibu Hamil dan menyusui, Pembiasaan PHBS bagi Ibu Hamil dan Baduta, Stimulasi (Rangsangan) Perkembangan Anak pada masa 1000 HPK, Meningkatkan peran Ayah dan anggota keluarga lainnya dan Pengasuhan yang tanggap (Cepat dan Tepat) terhadap kebutuhan anak.
“Perlu diadakan program inovasi untuk menjadikan Desa Timbulharjo menajdi desa bebas stunting seperti program Babay Café yang ada di cabang Rumah Zakat Solo. Program ini untuk mencegah stunting agar tidak lebih banyak. Program inovasi ini perlu kerja bersama lintas sector di Desa Timbulharjo,” ujar Alfian.