REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kabar baik bagi para peneliti dan pemerhati mushaf Alquran. Kementerian Agama (Kemenag) kini memiliki pangkalan data mushaf Alquran di Asia Tenggara atau Database of Southeast Asian Mushaf.
Layanan informasi berbasis website ini diluncurkan oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin di Gedung Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal, TMII, Jakarta, Senin (14/10) lalu. Bersamaan dengan itu diluncurkan juga Terjemaan Alquran Edisi Penyempurnaan, dan Mushaf Standar Indonesia Rasm Utsmani.
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Kementerian Agama, Muchlis M Hanafi menjelaskan Pangkalan Data Mushaf Al-Qur’an di Asia Tenggara adalah situs yang dikelola LPMQ. Situs ini berisi himpunan data Alquran dari Asia Tenggara dalam bentuk manuskrip, Alquran cetak, Alquran Breil dan Alquran versi digital.
“Data yang ditampilkan merupakan hasil dari kegiatan penelitian dan digitalisasi oleh peneliti LPMQ selama 5 tahun,” ujarnya dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (17/10).
Ia menyebut, menurut data terbaru, jumlah data yang telah diunggah dalam pangkalan data sebanyak 327 Manuskrip Alquran, 272 Mushaf Alquran cetak, 10 Alquran Digital, dan 3 Alquran Braile. Jumlah tersebut tentu akan terus diperbaharui.
Muchlis juga menyebut keberadaan pangkalan data ini bertujuan untuk memperkenalkan khazanah mushaf Alquran Nusantara sebagai bagian dari warisan dunia Islam. Tujuan lainnya adalah menyediakan infrastruktur kajian mushaf Alquran Nusantara yang dapat dimanfaatkan secara luas.
"Kami juga ingin memudahkan akses berbagai koleksi mushaf Alquran Nusantara bagi para mahasiswa, dosen, peneliti dan masyarakat umum,” lanjunya.
Koordinator Peneliti LPMQ, Ali Akbar menambahkan setiap jenis mushaf yang ada sudah dilengkapi dengan data visual berupa foto dari berbagai sisi. Ada juga penjelasan rinci terkait aspek permushafan, mulai dari aspek kesejarahan, material, dan aspek tekstual.
“Para pengunjung akan dimanjakan dengan moda pencarian yang sangat mudah berdasarkan kata kunci tertentu, kategori tertentu, ataupun langsung memilih lokasi mushaf dalam sebuah peta Indonesia,” ucap Ali.