Kamis 17 Oct 2019 07:27 WIB

Mengenal Ciri Khas Masjid Ibnu Tulun

Masjid Ibnu Tulun memiliki menara spiral yang menyatu dengan bangunan masjid.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
 Masjid Ibnu Tulun di Kairo, Mesir.
Foto: qualitybath.com
Masjid Ibnu Tulun di Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ciri khas dari Masjid Ibnu Tulun ini adalah menara spiral yang ada di bagian belakang masjid. Arsitektur menara berbentuk spiral ini juga dapat ditemui pada bangunan Masjid Agung Samarra di Irak.

Sejarawan arsitektur Doris Behrens-Abouseif mengungkapkan bahwa Sultan Malik al-Mansur, penguasa Dinasti Mamluk di Mesir adalah orang yang mengusulkan pembangunan menara spiral tersebut, saat dilakukan restorasi terhadap bangunan masjid di tahun 1296.

Baca Juga

Berbeda dengan menara Masjid Agung Samarra yang terpisah dengan bangunan utama, menara spiral yang terdapat pada masjid Ibnu Tulun ini justru menyatu dengan bangunan masjid. Bahkan, untuk menaiki menaranya, setiap orang bisa melakuannya setelah naik ke lantai dua.

Caranya, saat keluar dari pintu utama masjid, berjalanlah ke arah belakang untuk naik ke menara spiral yang ada di luar masjid. Dari sini ada tangga menuju lantai atas masjid sekaligus ke menara spiral. Lantai atas masjid merupakan ruang terbuka yang sangat luas, tanpa pembatas atau pagar yang mengitarinya. Karena itu, harus berhati-hati jika berjalan menuju ke tengah untuk melihat courtyard dari atas jika tidak ingin jatuh ke lantai dasar.

Menaiki tangga menara spiral membutuhkan tenaga ekstra. Dan seperti lantai atas masjid, tangga spiral inipun hanya diberi pagar yang cukup pendek. Mungkin aspek keamanan belum menjadi salah satu pertimbangan arsitek-arsitek zaman dulu.

Sampai di atas, kita bisa melihat pemandangan di sekitar Masjid Ibnu Tulun. Bagian courtyard Masjid Ibnu Tulun juga terlihat lebih cantik dari atas. Sebelum pintu keluar, ada sebuah museum bernama Gayer Anderson Museum. Bangunan museum ini dulunya merupakan rumah tinggal seorang Jenderal berkebangsaan Inggris bernama RG John Gayer-Anderson. Jenderal Anderson beserta seluruh anggota keluarganya tinggal di sana hingga 1942.

Bangunan Masjid Ibnu Tulun dan Museum Gayer Anderson ini pernah dijadikan sebagai lokasi syuting film James Bond yang berjudul The Spy Loved Me.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement