Rabu 16 Oct 2019 17:18 WIB

Bank Makanan Baznas Bantu 1.000 Mustahik di Lima Provinsi

Bank Makanan mengurangi makanan terbuang sia-sia dan memberi akses makanan sehat.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Bank Makanan untuk 100 orang warga Kampung Pemulung, Jurangmangu Timur, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (16/10).
Foto: Republika/Rossi Handayani
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Bank Makanan untuk 100 orang warga Kampung Pemulung, Jurangmangu Timur, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TENGERANG SELATAN -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) membantu mustahik memenuhi kebutuhan pokoknya, berupa 1.000 porsi makanan melalui Program Bank Makanan di lima provinsi bersamaan dengan Hari Pangan Sedunia, Rabu (16/10). Kegiatan tersebut sejalan dengan tema peringatan Hari Pangan Sedunia tahun ini, "Our Action are Our Future, Healthy Diets #zerohungerworld".

Lima Provinsi yang menjadi lokasi kegiatan yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kalimantan Selatan. Di Banten, kegiatan dipusatkan di Kampung Pemulung Jurangmangu Barat, Tangerang Selatan.

Baca Juga

Penanggung Jawab Bank Makanan Baznas, Tuminah turun langsung melihat pembagian makanan kepada para mustahik di Kampung Pemulung, Jurangmangu. Terdapat 100 orang penerima makanan gratis yang disediakan oleh Baznas.

"Di sini Kampung Pemulung ada 100 orang. Orang miskin di Indonesia kan ada sepertiga, untuk itu makanan kami kumpulkan di Bank Makanan, dan dibagikan kepada mereka yang miskin," kata Tuminah di Kampung Pemulung, Jurangmangu Barat, pada Rabu.

Pendistribusian di daerah bersinergi dengan Layanan Aktif Baznas setempat. Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Baznas, Irfan Syauqi Beik mengatakan, Bank Makanan ini mencoba menyelesaikan dua masalah besar, yaitu mengurangi jumlah makanan yang terbuang sia-sia, dan memberikan akses makanan sehat untuk orang yang kekurangan melalui pendekatan kolaboratif bekerja sama dengan berbagai pihak.

"Program ini sangat penting, karena akan menjadi kampanye gaya hidup yang luar biasa. Selain untuk menghubungkan antara pihak yang berlebihan dan pihak yang membutuhkan makanan, program ini juga menjadi sarana kampanye untuk mencegah perilaku boros," kata Irfan.

Irfan mengatakan, perilaku boros tidak sesuai dengan tuntunan agama, akan membuat sumber daya yang ada menjadi terbuang percuma dan tidak efisian. "Melalui program ini, kita kampanyekan dua hal yaitu mengajak masyarakat menghindari perilaku tabzir dan israf, serta meningkatkan semangat berbagi, khususnya berbagi makanan," ucapnya.

Lahirnya Bank Makanan Baznas pada pertengahan tahun ini dilatarbelakangi oleh pertumbuhan penduduk Indonesia, yang semakin tinggi dengan pola gaya hidup yang menghasilkan banyak sampah. Sedangkan daya tampung pembuangan sampah sangat terbatas.

Menurut studi yang dikeluarkan oleh The Economist Intelligence Unit pada 2016, Indonesia merupakan negara yang memproduksi sampah makanan terbesar kedua di dunia. Di sisi lain, masih banyak masyarakat kurang mampu yang tidak bisa memenuhi kebutuhan ideal makan sehari-hari.

Tuminah mengungkapkan, Bank Makanan muncul atas dasar rasa keprihatinan terhadap kebiasaan orang Indonesia yang kerap menyisakan makanan. Dari situ kemudian muncul ide untuk mengumpulkan makanan-makanan berlebih, yang memang masih layak konsumsi.

Adapun bank makanan bentuknya seperti bank, berupa sejumlah makanan berlebih yang telah dikumpulkan, baik dari hotel atau pun resto. Saat ini Baznas baru bekerjasama dengan satu hotel saja untuk mendapatkan makanan. Setelah dikumpulkan, maka tim Baznas mendistribusikan kepada keluarga yang kurang mampu.

Disebutkan bahwa setiap bulannya Indonesia dapat menghasilkan 300 kilogram makanan yang dibuang. Padahal dari jumlah tersebut dapat disalurkan kepada sepertiga orang yang tidak mampu di Tanah Air.

"Ternyata yang terbuang itu bisa untuk dikasih orang miskin, orang miskin di Indonesia itu kan ada sepertiga. Kita olah, kita kumpulkan berikan kepada orang miskin, sebenarnya nanti tidak ada orang kelaparan di Indonesia ," ungkap Tuminah.

photo
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) meluncurkan program Bank Makanan untuk 100 orang warga Kampung Pemulung, Jurangmangu Timur, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (16/10).

Ke depannya Baznas akan bekerja sama dengan supermarket untuk bisa mendapatkan makanan lainnya. Tidak hanya makanan basah seperti nasi dan lauk-pauk, namun Baznas juga ingin mengumpulkan makanan kering, susu, dan lainnya. Selain itu mereka juga ingin bekerja sama dengan para petani untuk mendapatkan buah, dan sayur.

"Makanan berlebih yang kita dapat ini, masih layak konsumsi, dan enak. Setelah kita ambil, makanan ini juga kami uji organoleptik sebelum akhirnya dibagikan," kata dia.

Baznas juga membagikan makanan di Tanjung Barat, Jakarta, dekat pembangunan pusat perbelanjaan yang dibagikan kepada pekerja bangunan. Kemudian di Depok makanan dibagikan pada para pengemudi ojek motor. Selain itu juga makanan dibagikan di Bandung, Jogja dan Banjarmasin. Total 1.000 porsi dibagikan, 300 porsi di Banten, Jakarta, Depok, 200 makanan di Jogja, 200 makanan di Bandung, serta 300 porsi di Kalsel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement