Selasa 15 Oct 2019 15:31 WIB

MIUMI Bekasi: Cross-Hijaber Konspirasi Pihak Pembenci Islam

MIUMI Kota Bekas mendesak Cross-Hijaber diusut tuntas.

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Cross-hijaber
Foto: facebook
Cross-hijaber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Kota Bekasi menyikapi tren cross-hijaber yakni pria menggunakan jilbab dan cadar yang sedang ramai di media sosial. MIUMI menduga tren cross-hijaber adalah konspirasi pihak yang membenci Islam. 

"Perilaku (cross-hijaber) itu harus segera mendapatkan penanganan yang tegas dan menyeluruh, sebab bisa juga merupakan konspirasi pihak-pihak yang tidak menyukai Islam untuk memburukkan citra umat Islam khususnya kaum muslimah," kata Ketua MIUMI Kota Bekasi, Wildan Hasan, melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Selasa (15/10). 

Baca Juga

Wildan mengatakan, pria yang berdandan seperti wanita atau cross-hijaber hukumnya haram. Jika disebabkan oleh penyimpangan seksual jelas keharamannya dalam syariat Islam. Maka penyimpangan seperti itu harus ditindak tegas dan diberikan terapi agar kembali kepada fitrahnya sebagai pria. 

Menurut Wildan yang juga pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bekasi ini, bila cross-hijaber terjadi karena seorang pria normal memiliki maksud buruk kepada kaum perempuan. Maka hal tersebut bisa masuk ke wilayah tindak pidana.  

"Dalam Islam tindakan mengenakan pakaian perempuan saja sudah merupakan hal terlarang apalagi digunakan sebagai tipu daya dalam rangka melakukan kejahatan seksual kepada kaum perempuan," ujarnya. 

Wildan yang juga anggota Majelis Tafkir Pimpinan Pusat Persis mengungkapkan, pelaku cross-hijaber sangat memprihatinkan dan meresahkan. Di zaman yang serba boleh dan bebas atas nama HAM dan toleransi, maka tantangan bagi umat Islam khususnya para ulama dan dai semakin berat. Terutama dalam upaya untuk membentengi dan menyadarkan umat dari perkara-perkara yang menyimpang dari aqidah dan akhlaq Islam.

Menurutnya, proyek merusak tatanan hidup masyarakat yang agamis semacam homoseksualitas, LGBT, seks bebas dan lain sebagainya adalah proyek iblis internasional. Maka harus dihadapi dengan segenap kekuatan dan oleh seluruh lapisan masyarakat dari pemerintah sampai warga negara.

"Semua harus memiliki kesadaran yang sama atas bahaya hal tersebut dan melakukan gerakan bersama untuk menangkal dan mengenyahkan bahaya-bahaya itu," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement