Selasa 08 Oct 2019 17:20 WIB

Ikhtiar Langit Lengkapi Upaya Atasi Kekeringan di Kuningan

Ikhtiar langit dilakukan dengan cara menggelar shalat istisqa

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah pejabat dan pegawai pemerintahan di Kabupaten Kuningan menggelar shalat Istisqa pada Selasa (8/10). Shalat istisqa dilakukan menyusul kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan yang melanda 11 desa di Kuningan.
Foto: Republika/Andrian
Sejumlah pejabat dan pegawai pemerintahan di Kabupaten Kuningan menggelar shalat Istisqa pada Selasa (8/10). Shalat istisqa dilakukan menyusul kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan yang melanda 11 desa di Kuningan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Ikhtiar untuk mengatasi kekeringan akibat musim kemarau panjang terus dilakukan Pemkab  Kuningan. Tak hanya melalui pendistribusian air bersih kepada desa-desa yang kekeringan, namun ikhtiar juga dilakukan dengan menggelar shalat meminta hujan (istisqa). 

Shalat istisqa itu dilaksanakan di halaman Setda Kabupaten Kuningan, Selasa, (8/10). Shalat sunah itu diikuti oleh Bupati Kuningan, Acep Purnama, Wakil Bupati, Ridho Suganda, para pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Kuningan serta elemen masyarakat lainnya.

Baca Juga

Dengan penuh kekhusyukan, ratusan jamaah itu berdoa memohon kepada Allah SWT agar diturunkan hujan. Shalat dipimpin KH Muhtamad dari Pondok Pesantren Husnul Khotimah. ‘’Shalat istisqa ini merupakan ikhtiar kita untuk memohon  kepada  Allah SWT agar diturunkan hujan,’’ ujar Acep. 

Acep mengatakan, air sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, air juga dibutuhkan untuk memenuhi pengairan ladang, pesawahan dan kolam.  

Berdasarkan data dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, sejak 9 Agustus 2019–7 Oktober 2019 pukul 10.00 WIB, kekurangan air bersih dilaporkan telah melanda 11 desa yang tersebar di enam kecamatan. Jumlah itu semakin bertambah dibandingkan data per 30 September 2019, dimana krisis air bersih baru melanda empat desa di dua kecamatan. 

Adapun 11 desa yang kini mengalami kekurangan air bersih, yakni Desa Cihanjaro, Simpayjaya, dan Sukasari di Kecamatan Karangkancana. Selain itu, Desa Cileuya dan Cimahi di Kecamatan Cimahi serta Desa Baok di Kecamatan Ciwaru.  

Desa lainnya yang juga mengalami krisis air bersih adalah Desa Kawungsari dan Cibulan Kecamatan Cibeureum, Desa Cibulan dan Legok di Kecamatan Cidahu, serta Desa Kertawana dan Kalimanggis Wetan di Kecamatan Kalimanggis. Di 11 desa itu, ada 10.626 jiwa atau 3.447 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekurangan air bersih.

Acep menyatakan, untuk mengatasi kekurangan air bersih di tengah masyarakat, pihaknya terus berupaya memberikan bantuan air bersih. Yakni, melalui pengiriman dengan mobil tangki.

Hal senada diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin. Dia menyebutkan, sejak 9 Agustus 2019–7 Oktober 2019, total sudah ada 1. 024.000 liter air bersih yang disalurkan ke desa-desa yang mengalami kekurangan air bersih tersebut. ‘’Tak hanya dari BPBD Kuningan, bantaun air bersih juga datang dari berbagai pihak lainnya,’’ tandas Agus.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement