Selasa 15 Oct 2019 09:43 WIB

Wirausaha Sosial Untungkan Masyarakat

Wirausaha sosial atau pengusaha sosial dinilai telah menjadi kekuatan besar.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Dokter inspiratif asal Kota Malang, Gamal Albinsaid memperkenalkan aplikasi kesehatan Inmed di Jalan Baluran, Kota Malang, Selasa (23/10).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Dokter inspiratif asal Kota Malang, Gamal Albinsaid memperkenalkan aplikasi kesehatan Inmed di Jalan Baluran, Kota Malang, Selasa (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN --- Wirausaha sosial atau pengusaha sosial dinilai telah menjadi kekuatan besar untuk memberikan beberapa solusi terkait masalah sosial, yaitu menerapkan pendekatan kewirausahaan dan kekuatan inovasi sosial untuk menghadapi tantangan sosial yang ada.

Hal ini disampaikan oleh Dr. Gamal Albinsaid, M.Biomed, dalam sebuah seminar bagaimana menjadi seorang Socialpreneur yang diadakan di Student Centre Iman Hidayat, Universitas Kuningan.Seminar yang digagas oleh #GerakanKITA bekerjasama dengan MPC Pemuda Pancasila Kuningan dan Asosiasi Pendamping PKH Kuningan, sekaligus membuka paradigma mahasiswa dan kaum milenial Kuningan untuk melihat masalah sosial yang ada di lingkungan sebagai peluang untuk menumbuhkan inovasi penanganan sosial, sehingga berdampak signifikan bagi masyarakat.

“Tujuan dari social entrepreuneur bukan mencari keuntungan baik material atau kepuasan pelanggan, tetapi berinovasi melalui ide inovatif yang dapat memberikan keuntungan signifikan pada masyarakat,” jelas Dr. Gamal dalam rilis yang diterima Republika,co.id pada Senin (14/10).

Gamal yang meraih penghargaan HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Prize 2014 dari Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran Charles ini menambahkan melalui socio enterpreneurship dapat menciptakan lapangan kerja, menciptakan inovasi dan layanan yang baik bagi masyarakat, meningkatkan kesetaraan di masyarakat, dan pengentasan kemiskinan.

Gamal juga memperkenalkan inovasi yang dirintisnya yaitu klinik Asuransi Sampah yang merupakan bisnis sosial dimana masyarakat kurang mampu dapat memperoleh layanan kesehatan dengan cara menukarkan sampah.“Upaya yang dilakukan ini tak lepas dari dua masalah dari lingkungan sekitar kita, yaitu sampah dan kesehatan masyarakat,” tutur Gamal.

”Jujurlah pada diri sendiri, ikuti passionmu bantu orang yang ada di sekelilingmu, dan pasti orang disekelilingmu akan mengetahui dan menyukai keberadaanmu. Social entrepreneurship dapat membuat keharmonisan yang nantinya berkembang dengan menciptakan motivasi sosial,” jelas Gamal yang masuk dalam daftar 50 Most Impactful Social Innovator in the World" versi Global Listing.

Selain itu Gamal juga membagikan kisahnya mendirikan bisnis start-up tentang pelayanan kesehatan, yaitu Indonesia Medika dan Homedika. Ia mengaku kedua bisnis tersebut juga lahir dari empatinya ketika melihat permasalahan kesehatan di Indonesia.

Inisiator #GerakanKITA  Ikhsan Marzuki berharap teman-teman aktivis sosial bisa bersama-sama mulai menghadirkan kolaborasi program yang memiliki dampak sosial yang besar, sekaligus mampu menghasilkan nilai ekonomis yang akan menjamin kontinuitas program itu sendiri.

“Dengan bergerak bersama melalui kolaborasi program, nilai dan dampak dari program akan jauh lebih besar. Kolaborasi program dengan sendirinya akan mendorong semua pihak terlibat, turun tangan bersama, semua terlibat urun peran, tidak hanya urun angan,” jelas Ikhsan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement