REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK— Pesantren Al-Hikam Depok menggelar acara Wisuda Santri Angkatan II dan pengukuhan santri angkatan baru Pesantren Mahasiswa dan Mahasiswi. Seorang santri yang sudah mahir membaca dan menghafal Alquran harus terus menempuh studi lanjutan. Pasalnya, Alquran juga memerintahkan untuk melakukan riset, observasi scientific membaca fenomena alam.
Hal itu diutarakan Pengasuh Pesantren Al-Hikam II Depok KH Yusron Ash-Shidqi. "Ilmu science yang didapatkan dari observasi sistematika alam, kita diperintahkan Alquran untuk melakukan riset. Maka, bagi penghafal Alquran penting bahas hukum Islam tapi jangan tinggalkan observasi scientific," ujarnya seusai acara Wisuda Santri Angkatan II dan Pengukuhan Santri Angkatan Baru Pesantren Mahasiswa dan Mahasiswi di Pesantren Al-Hikam, Kukusan, Beji, Kota Depok, Senin (14/10).
Di Al-Hikam, punya divisi Alquran (STKQ untuk penghafal-red) dan observasi scientific. "Dalam teks Alquran juga banyak ayat yang memerintahkan untuk meneliti, mengkaji fenomena alam," kata Yusron.
Dia mencontohkan adanya ayat berbunyi “Afala yandhuruna ilal ibili kaifa khuliqat,” dan lain lain. Dikatakannya, upaya tersebut dalam rangka menyiapkan santri sebagai muslim yang taat dan mengerti tantangan zamannya.
"Kita tahu bagaimana masa mendatang, dengan data seseorang bisa kontrol naik turunnya ekonomi dalam sebuah negara. Dengan data, bisa menganalisis perilaku seseorang dan ekonomi. Tentunya, santri juga harus ada kemampuan sesuai dengan tuntutan zaman," papar Yusron.
Dekan FMIPA UI, Prof Abdul Haris, mengatakan bahwa santri punya soft skill seperti pidato, bahasa asing. Menurutnya, modal tersebut sangat penting dalam rangka memperkuat jati diri bangsa dan membentuk peradaban.
"Bangsa Indonesia memiliki SDM dan SDA yang melimpah. Bonus demografi yang kita miliki menjadi kekuatan tersendiri bagi NKRI. Untuk itu kita terus berinovasi dalam rangka meningkatkan daya saing dengan bangsa lain. Serta memberikan kesempatan anak cucu kita menikmati kehidupan yang lebih baik," kata dia.