Ahad 13 Oct 2019 10:21 WIB

Menghafal Alquran di Pesantren Tahfidz Ummul Quro

santri penghafal Alquran yang mondok jumlahnya sekitar 80 orang.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Santri pondok pesantren (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Santri pondok pesantren (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pesantren Tahfidz Ummul Quro Pucak terletak di Kampung Arra, Desa Tompo Bulu, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros. Pesantren tersebut awalnya dirintis oleh Ustaz Sarmdani pada tahun 2011 yang dimulai dengan membangun rumah kayu.

Kemudian pada tahun 2012 dimulai pembangunan masjid. Tahun 2013 kegiatan belajar dan mengajar di pondok pesantren mulai berjalan normal. Di tahun 2015 mulai dibangun rumah-rumah panggung di sekitar masjid untuk tempat tinggal para santri yang kini jumlahnya puluhan.

Anak-anak para penghafal Alquran tersebut kini berada di bawah bimbingan Ustaz Ahmad Harun sebagai dai tangguh BMH. Ustaz yang hafiz Alquran ini menyampaikan bahwa kegiatan menghafal Alquran lebih fokus di tempat yang tenang seperti di Pucak Maros.

"Jadi alasan membangun pesantren dan masjid di Pucak Maros ini ingin mendapatkan suasana yang pas untuk menghafal Alquran, dan ingin menghidupkan kegiatan keagamaan di kampung ini, serta ingin membina warga sekitar," kata Ustaz Harun.

Dia bersyukur sudah banyak anak-anak usia SMP dan SMA yang bisa menghafal Alquran sebanyak 5 juz sampai 20 juz. Ada juga alumni Pesantren Tahfidz Ummul Quro Pucak yang sedang kuliah di Madinah, Arab Saudi. 

Ustaz Harun juga senang karena dengan adanya pesantren, warga sekitar bisa ikut majelis taklim dan anak-anak kampung sekitar bisa belajar mengaji. Bila Ramadhan tiba, Ustaz Harun mengirim santri-santrinya untuk jadi imam di masjid-masjid.

Namun, para santri dan guru Pesantren Tahfidz Ummul Quro Pucak juga tidak lepas dari rintangan dan tantangan dalam perjuangannya. Lokasi pesantren yang jauh dari pusat kota menjadi salah satu tantangannya. Pasar terdekat dari pesantren berjarak 20 kilometer. Sementara kontur jalan menuju kota terdekat terbuat dari tanah dan berbatu. Di musim hujan jalan tersebut akan semakin sulit dilalui.

Penduduk yang tinggal di sekitar pesantren ada sebanyak 40 sampai 50 keluarga. Anak-anak kampung sekitar yang mengaji di pesantren setiap hari ada 20 orang. Sementara, santri penghafal Alquran yang mondok jumlahnya sekitar 80 orang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement