Rabu 09 Oct 2019 18:53 WIB

Delegasi Thailand Apresiasi Pendidikan Islam Indonesia

Capaian pendidikan Islam di Indonesia cukup positif.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memukul gong didampingi Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Abd Rahman Mas'ud dan Kepala Puslitbang Pendidikan dan Keagamaan Kemenag Amsal Bakhtiar saat pembukaan 1st International Conference on Religion and Education (INCRE) di Bintaro, Tangsel, Banten,Selasa (8/10) malam.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memukul gong didampingi Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Abd Rahman Mas'ud dan Kepala Puslitbang Pendidikan dan Keagamaan Kemenag Amsal Bakhtiar saat pembukaan 1st International Conference on Religion and Education (INCRE) di Bintaro, Tangsel, Banten,Selasa (8/10) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Delegasi dari sepuluh negara ASEAN mengikuti The 1st Internasional Conference on Religion and Education (INCRE) yang diselenggarakan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) di Hotel Santika Bintaro pada 9-10 Oktober 2019. Salah satu peserta INCRE dari Thailand mengaku sedang melihat dan mempelajari pendidikan Islam di Indonesia.  

Dr Ahmad Kamel Waenusor perwakilan dari Jamiyah Ulama Fatoni di Thailand menyampaikan bahwa pendidikan agama Islam di negaranya masih berada di level pertengahan. Sementara pendidikan agama Islam di Indonesia sudah berada di level yang lebih atas. 

Baca Juga

"Jadi kita perlu melihat dan belajar dari pendidikan agama Islam yang ada di Indonesia, meski pendidikan agama Islam yang ada di Indonesia tidak semuanya bisa diterapkan di Thailand tapi sebagian bisa diterapkan," kata Dr Ahmad kepada Republika.co.id pada sela-sela acara INCRE di Hotel Santika Bintaro, Rabu (9/10).

Dia menceritakan bahwa pendidikan Islam di Thailand tetap berjalan baik namun selalu ada kendala. Biasanya kendala datang dari oknum dan sistem yang tidak tepat. Oleh karena itu dia datang ke Indonesia guna mempelajari pendidikan Islam untuk diambil hal-hal yang bisa diadopsi dan diterapkan di Thailand.

Dia juga mempelajari bagaimana menerapkan pendidikan Islam secara total tanpa dicampur dengan jenis pendidikan lain. Selain itu mempelajari bagaimana supaya jenis pendidikan lain bisa digabungkan dengan pendidikan Islam, tapi tanpa harus menghilangkan kelestarian, ciri khas serta karakter pendidikan Islam. "Supaya pendidikan Islam tetap lestari, tetap memiliki ciri khas dan karakter tapi tanpa ketinggalan zaman," ujarnya. Ahmad juga menyampaikan, ada tiga jenis pendidikan Islam di Thailand. Di antaranya pondok pesantren, madrasah, dan sekolah yang mengajarkan ilmu agama sekaligus ilmu pengetahuan umum. Menurutnya, pendidikan pesantren sangat unggul di wilayah Pattani atau Thailand Selatan. 

"Sebab berdasarkan sejarah diduga keberadaan pesantren di Pattani lebih dulu ada, sebelum pesantren ada dan berkembang di Indonesia, di Pattani juga banyak ulama yang menulis kitab," ujarnya. 

Muslim di Thailand secara keseluruhan jumlahnya hanya 10 persen. Sementara Muslim di wilayah Pattani atau Thailand Selatan jumlahnya mencapai 99 persen. "Alhamdulillah umat Islam di Thailand mengembangkan Islam damai dan toleran. Namun, lapangan pekerjaan untuk umat Islam masih sangat terbatas,” kata dia.  

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement