REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) yang ke-19 akan diselenggarakan oleh lkatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta pada 26 Februari hingga 1 Maret 2020 mendatang di Jakarta. Acara ini diharapkan mampu meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia.
"Kita melihat selama ini minat baca kita berdasarkan data dari UNESCO posisi kita masih rendah. Jadi kita berharap upaya untuk meningkatkan minat baca dengan banyak membaca dan melalui pameran, karena pameran menyediakan bahan untuk dibaca," kata Ketua IBF, Syahruddin El Fikri di Jakarta, Selasa (8/10).
Syahruddin mengatakan, posisi Indonesia berada pada tingkat ke-61 dari 62 negara. Ini membuktikan minat baca di Indonesia masih rendah, dari 260 juta penduduk hanya 260 ribu orang yang memiliki minat baca tinggi.
"Melalui pameran banyak orang melek dengan dunia perbukuan, dan dunia literasi. Ini meningkatkan budaya membaca dan menulis," ucap Syahruddin.
Untuk lebih menjangkau pengunjung, dan meningkatkan minat baca yang lebih luas, IKAPI DKI akan berupaya mendatangi sekolah, dan kampus untuk mengajak mereka meningkatkan minat baca, dan juga mengadakan kompetisi menulis.
Pada 2019 dalam pameran IBF terdapat 251 stan buku, dan 97 stan selain buku, yang ikut berpartisipasi. Sementara itu, total jumlah penjualan di IBF ke-18 mencapai hingga Rp 144 miliar.
Tahun depan diperkirakan IBF akan diisi total 344 stand baik buku, dan lainnya. Nantinya IBF tahun depan pun akan lebih banyak diwarnai oleh acara, Syahruddin mengatakan, akan ada hingga 50 mata acara yang akan digelar di panggung utama, mushola dengan kajian, area anak dan lainnya.