Senin 07 Oct 2019 21:41 WIB

Konferensi INCRE Diharapkan Jadi Agenda Rutin

INCRE dinilai memapu menguatkan hubungan dan relasi negara-negara ASEAN.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agung Sasongko
Gedung Kemenag
Foto: dok. Republika
Gedung Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekertaris Jendral (Wasekjen) PBNU Masduki Baidlowi menilai pelaksanaan INCRE 2019 menjadi peluang Indonesia untuk mengambil rujukan yang tepat dalam menyelesaikan persoalan dalam negeri.

“Menurut saya semakin banyak yang hadir, itu semakin bagus, jadi akan lebih luas komparasinya. Karena setiap negara pasti punya kebijakan, pengalaman dan penanganan masalah yang berbeda-beda,” katanya saat dihubungi Republika, Senin (7/10).

Baca Juga

Baidlowi bahkan menyarankan agar konferensi internasional ini dapat dilaksanakan sebagai agenda rutin. Menurut dia, acara seperti ini dapat semakin menguatkan hubungan dan relasi negara-negara ASEAN, khususnya dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

“Perlu, sangat perlu. Konferensi itu kalau dilakukan secara periodik itu sangat perlu dilakukan,” katanya.

“Jika konferensi seperti ini dilakukan rutin maka kita bisa punya kesepahaman yang sama, bagaimana membangun ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan peradaban yang semakin baik,” lanjut Baidlowi.

Selain itu, melalui konferensi ini, peluang Indonesia untuk mengembangkan sistem pendidikan dan pengembangan pengetahuan akan semakin besar. Mengingat saat ini sistem pendidikan Indonesia masih jauh tertinggal dari negara ASEAN lainnya, khususnya Singapura.

“Karena sejatinya Islam juga adalah agama peradaban dan membangun perabadan, dan akar dari peradaban itu adalah pengetahuan,” ujar Baidlowi.

Jadi, kata dia, seminar ini sangat penting dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kesadaran kita bahwa islam itu adalah agama yang maju, bukan justru agama yang suka konflik dan anti perbedaan.

Perlu diketahui, INCRE 2019 rencananya akan dibuka Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang juga akan menyampaikan Keynote speech. Dalam plenary session, akan hadir sejumlah narasumber, seperti Prof. Mounir Rousiss, Dekan Fakultas Ushuludin Universitas Zaitunah Tunisia, Prof. Azyumardi Azra, MA, Guru Besar UIN Jakarta, dan Prof. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D. Kepala Badan Litbang dan Diklat. Akan hadir juga narasumber dari 10 Negara ASEAN mulai dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunei, Timor Leste dan Philipina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement