REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ratna Ajeng Tejomukti
Dinasti Saffarid berada di Sistan, Persia. Kerajaan ini memerintah bagian Iran timur. Ibu kotanya adalah Zaranj (sebuah kota yang sekarang di Afghanistan barat daya). Kekuasaannya berlangsung dari 861 hingga 1003 masehi.
Ini merupakan dinasti asli Persia pertama yang muncul setelah berkuasanya Islam Arab. Pendirinya adalah Ya'qub bin Laith as-Saffar, yang lahir pada 840 M di sebuah kota kecil bernama Karnin (Qarnin). Letaknya di sebelah timur Zaranj dan barat Bost.Sekarang berada di Afghanistan. Dia pernah menjadi tukang tembaga (saffar)sebelum menjadi panglima perang.
Ketika membawa pasukan, Ya'qub menguasai wilayah Sistan dan mulai menaklukkan sebagian besar Iran dan Afghanistan, serta sebagian Pakistan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Tiga peninggalan yang terkenal setelah dinasti ini runtuh di antaranya lahirnya tokoh-tokoh yang sangat ahli di berbagai bidang.Berikut adalah biografi singkat mereka.
Yaqub bin Laith ass Saffar
Kisahnya tercatat dalam sebuah buku sejarah karangan Nancy Dupree An Historical Guide to Afghanistan.Kontennya menjelaskan ten- tang penaklukan Yaqub sebagai berikut: Tentara Arab yang membawa panji-panji Islam keluar dari barat untuk mengalahkan orang-orang Sasan pada 642 dan kemudian mereka berbaris dengan percaya diri ke timur.
Di pinggiran barat wilayah Afghanistan, para pangeran dari Herat dan Sistan memberi jalan untuk memerintah oleh para gubernur Arab, tetapi di timur, di pegunungan, kota-kota yang tunduk hanya untuk bangkit dalam pemberontakan dan yang tergesa-gesa kembali ke kepercayaan lama mereka begitu pasukan berlalu.
Abu Nasr Muhammad bin Muhammad al Farabi
Al Farabi (872-950) adalah seorang filsuf dan ahli hukum terkenal yang menulis berbagai bidang filsafat, mulai dari politik, metafisika, etika dan logika. Farabi juga seorang ilmuwan, kosmolog, matematikawan, dan ahli musik.
Dalam tradisi filsafat, ia dikenal sebagai "Guru Kedua" yang terhormat, setelah Aristoteles dikenal di Timur sebagai "Guru Pertama". Melalui karya-karyanya, ia menjadi terkenal di Timur maupun Barat.
Ibnu Miskawayh
Nama lengkapnya Abu Ali Ahmad ibn Muhammad ibn Yaqub ibn Miskawayh (932-1030). Dia adalah seorang pejabat kanselir Persia pada era Buyid, filsuf dan sejarawan dari Parandak, Iran. Pengaruhnya terhadap filsafat Islam terutama di bidang etika sangat dirasakan hingga saat ini.
Dia adalah penulis karya besar Islam pertama tentang etika filosofis berjudul Tahdzibul Akhlaq, dengan fokus pada etika praktis, perilaku, dan penyempurnaan karakter. Miskawayh adalah tokoh terkemuka dalam kehidupan intelektual dan budaya pada masanya.