REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah membuka Media dan Crisis Center terkait tragedi kemanusiaan di Wamena, Papua di berbagai wilayah seperti, Jakarta, Makassar, Padang, Surabaya, dan wilayah lainnya untuk memberikan informasi akurat kepada publik, dan menjadi tempat pengaduan orang hilang, serta penerimaan donasi. Media dan Crisis Center ini juga bertujuan untuk meminimalisasi kabar hoaks yang beredar.
Presiden ACT, Ibnu Khajar mengatakan, Media dan Crisis Center yang dibuka di kantor ACT akan menjadi pusat informasi untuk seluruh lapisan masyarakat terkait informasi terkini tentang Wamena, "Melalui Media dan Crisis Center, publik dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi yang berkaitan dengan krisis kemanusiaan yang terjadi di Wamena, Papua. Tujuan kami mengadakan ini yaitu penyebarluasan informasi untuk kebutuhan publik dan juga sebaliknya, menampung informasi yang valid dari tim lapangan untuk disebarluaskan," ungkap Ibnu di Jakarta Rabu (2/10).
Media dan Crisis Center yang telah diadakan di berbagai wilayah dapat menjadi rujukan berbagai pihak. Hal ini karena setiap harinya akan ada pembaruan informasi tentang pengungsi, korban, bantuan yang diperlukan hingga eksodus yang terjadi di Papua.
Sejalan dengan adanya Media dan Crisis Center, Ibnu mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk saling berkumpul sebagai sebuah bangsa dan membangun Wamena kembali seperti semula. "Kami sampaikan bahwa saat ini bukan lagi saatnya saling menghujat, bukan lagi saling menyalahkan, sudah saatnya kita saling berkumpul sebagai sebuah bangsa. Apabila kita tidak bisa hadir langsung untuk saudara-saudara kita di sana, kita bisa mengirimkan bantuan. Bantuan kita hadir sebagai sebuah bukti kepedulian," ungkap Ibnu.
Media dan Crisis Center telah dibangun ACT di berbagai titik, yaitu Jakarta, Makassar, Padang, dan terus menyusul di lokasi lainnya. Data-data yang ada di Media dan Crisis Center ACT langsung dilaporkan oleh tim tanggap darurat di Papua saat ini.
"Dua media center kami buka di bandara Sumatera Barat dan makassar," kata Vice President ACT, Insan Nurrohman.
Kondisi terkini di dua titik krusial, ACT telah menyediakan Dapur Umum yang mampu memproduksi 1.000 porsi makanan setiap harinya. Dua ton beras juga telah didistribusikan beserta daging dari lima ekor sapi di tiga titik wilayah.
"Di posko ada ribuan pengungsi, sedangkan jumlah TNI terbatas, posko di Rindam, Kodim Wamena, TNI menyambut kita, karena mereka membutuhkan bantuan makanan dan kesehatan. Kami juga membuka posko di Sentani untuk medis dan dapur umum," kata Insan.
Advertisement