REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung kembali membuka posko bantuan dan menggalang dukungan bantuan kepada donatur di wilayah Lampung, untuk pengungsi di Wamena, Jayawijaya, Papua, pada Senin (30/9). Bantuan tersebut akan disalurkan untuk pengungsi pada tragedi kemanusiaan di Wamena.
Kepala Cabang ACT Lampung Dian Eka Darma Wahyuni mengatakan, saat ini tim ACT di lokasi terus melakukan pendataan jumlah pengungsi. Angka pasti belum bisa didapat karena pengungsi masih hilir mudik.
“Sebagian ada yang sudah pergi meninggalkan pengungsian, pulang ke kampung halaman, atau tinggal di tempat kerabat. Sedangkan sebagian lagi masih ada yang bertahan di pengungsian Yonif 751, mereka mencari tempat aman. Di Yonif 751 sendiri bisa menampung pengungsi sekitar 200 orang,” kata Dian Eka Darma dalam keterangan persnya, Senin (30/9).
Menurut dia, di Sentani, pengungsi berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Mayoritas dari mereka lari ke luar Wamena tanpa membawa barang berharga. Titik pengungsian juga ada di lokasi lain.
Tim ACT telah tiba di Sentani sejak Ahad dini hari. ACT membawa sejumlah tim dokter untuk memantau kesehatan pengungsi. Tak hanya bantuan medis ACT juga akan mendistribusikan pangan serta mendirikan dapur umum untuk ketersediaan makanan siap santap bagi pengungsi.
“ACT juga telah membuka posko kemanusiaan di Jalan Raya Kemiri nomor 157 Sentani, Hinekombe, Papua, sedangkan di Lampung juga telah dibuka posko pengumpulan bantuan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 73E Pahoman Bandar Lampung,” tambahnya.
Tragedi kemanusiaan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya membuat warga mengungsi untuk menyelamatkan diri. Sampai Ahad (29/9) pukul 11.00 WIB, dari pantauan tim ACT, pengungsi masih terus berdatangan ke Yonif 751 Sentani, Kabupaten Jayapura.
Melihat puluhan warga menjadi korban dan ribuan lainya harus mengungsi, dukungan berupa tagar #sayapeduliwamena terus diberikan baik online maupun offline.
Masyarakat Lampung pun tak tinggal diam, momentum jalan sehat di lokasi Car Free Day (CFD) Tugu Adipura pusat kota Bandar Lampung, dimanfaatkan untuk swafoto dengan selembar kertas bertulis tagar tersebut.
Selain itu dukungan donasi kemanusiaan juga terus mengalir. Donasi tersebut akan disalurkan dalam bentuk santunan langsung kepada keluarga korban meninggal dunia dan warga terdampak konflik.