Senin 30 Sep 2019 11:24 WIB

Menristekdikti Dorong Pesantren Lahirkan Inventor

Pesantren berkontribusi dalam menyiapkan generasi muda cerdas spiritual dan akademis

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menristekdikti, Mohamad Nasir
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Menristekdikti, Mohamad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan pesantren memiliki kontribusi besar dalam menyiapkan generasi muda yang cerdas spiritual, akademis maupun sosial. Menghadapi tantangan di era industri 4.0, Nasir mendorong pesantren tidak hanya menjadi pusat intelektual di bidang agama, namun juga melahirkan inventor yang mampu menghasilkan inovasi.

"Saya berharap dari pesantren lahir generasi-generasi muda Indonesia yang tidak hanya mampu mengaji tetapi juga mampu mengkaji, yang tidak hanya berzikir tetapi juga terus berfikir, yang tidak hanya mampu mengolah jiwa tetapi juga menguasai iptek untuk mengolah data, tidak hanya lembaga pendidikan yang menghasilkan para scholars, tetapi juga akan lahir para inventor," ujar Nasir, ketika memberikan Kuliah Umum di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang, Rembang, Sabtu (28/9).

Nasir menambahkan sebagai negara dengan jumlah penduduk dengan penganut agama Islam terbesar di dunia maka studi Islam di Indonesia sebaiknya didorong menjadi rujukan studi Islam dunia. Oleh karena itu, institusi pendidikan Islam Indonesia harus mampu membangun branding agar dikenal di seluruh dunia.

"Cita-cita Indonesia menjadi destinasi studi Islam dunia bukan lagi sekedar mimpi. Yang terpenting adalah bagaimana setiap lembaga mampu merumuskan 'Institutional Branding-nya' sehingga wajah Islam Indonesia menjadi pilihan destinasi studi Islam dunia," ujar dia.

Di hadapan mahasiswai santri STAI Al-Anwar Nasir menyebutkan agar memiliki rasa bangga menjadi seorang santri, karena Ia dulu juga merupakan santri di pesantren yang sama. "Saya ini nyantri di Sarang pada tahun 1973-1978. Saya dulu tidak pernah membayangkan bahwa saya akan terpilih menjadi Rektor, apalagi menjadi Menteri seperti sekarang ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement