REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sepertinya hampir tidak akan ditemukan seorangpun yang meragukan eksistensi kitab Ta’lim al-Muta’allim sebagai kitab klasik yang paling fenomenal dalam dunia pendidikan Islam, khususnya di Indonesia. Kedudukannya sangat vital dalam konstruksi pendidikan di pesantren.
Dalam format pendidikan Islam, terutama di pondok pesantren, kitab karangan Syekh az-Zarnuji ini merupakan karya besar ulama klasik yang harus dipelajari seorang siswa atau santri apabila ingin memperoleh ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
Karya Az-Zarnuji ini berhasil menjelma menjadi kitab pertama dalam bidang akhlak yang banyak dikaji di wilayah pesantren. Paling tidak pernyataan ini tergambarkan dari penelitian Martin Van Bruinessen.
Dalam buku berjudul "Kitab Kuning Tradisi dan Tarekat: Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia", Martin menyebutkan bahwa Ta’lim al Muta’allim menempati peringkat pertama kitab yang banyak dipelajari di pesantren dalam diskursus ilmu akhlak.
Kitab Taklim al-Muta’allim dinilai mengalahkan kitab-kitab akhak yang lain, seperti kitab Washaya al-Aba’ li al Abna’ karya Muhammad Syakir, Akhlaq li al-Banin dan Akhlaq li-al Banat hasil karya Umar bin Ahmad Barja, Irsyad al-‘Ibad karya Zain al-Din al-Malibari, dan juga kitab Nashaih al-‘Ibad karya ulama asal Indonesia, Syekh Nawawi al-Bantani.
Urgensitas karya Az-Zarnuji dalam khazanah intelektual pesantren tidak dapat terelakkan eksistensinya. Tanpa mempelajari kandungan kitab Ta’lim al-Muta’allim, niscaya wujud pendidikan ala pesantren tidak akan bisa dipahami secara utuh, sebab asal muasal interaksi santri dan kiai bisa dikatakan berawal dari statemen-statemen az-Zarnuji dalam kitab ini.
Kitab Ta’lim al-Muta’allim mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter mulia dalam dunia pesantren yang kemudian memiliki dampak yang signifikan dalam sistem pendidikan yang ada di dalamnya seperti tujuan pendidikan, kurikulum, proses belajar, dan juga relasi antara guru dan murid.
Hinggsa saat ini, kitab ini masih menjadi kiblat pola pendidikan yang diajarkan di dunia pesantren. Karena, ajaran-ajaran dalam kitab ini berdampak besar pada kualitas akhlak yang terpatri dalam diri santri.