Kamis 26 Sep 2019 06:42 WIB

Muslim Myanmar Minta Pembukaan Kembali 100 Masjid

Myanmar memiliki sekitar 1.000 masjid yang berdiri di negara itu.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Kompleks bangunan masjid sementara yang ditutup pemerintah Yangoon, Myanmar, Kamis (16/5).
Foto: LYNN BO BO/EPA-EFE
Kompleks bangunan masjid sementara yang ditutup pemerintah Yangoon, Myanmar, Kamis (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Muslim Myanmar akan meminta pemerintah untuk mengizinkan lebih dari 100 masjid di seluruh negeri dibuka kembali secepat mungkin. Hal ini disampaikan seorang pemimpin Muslim, U Maung Maung Myint, yang bertanggung jawab atas sebuah komite untuk membuka kembali masjid yang hancur atau ditutup.

Maung Myint berharap pemerintah akan terbuka untuk mengabulkan permintaan itu. "Kami telah berupaya untuk membuka kembali masjid-masjid di masa lalu tetapi tidak berhasil," kata dia, dilansir dari Myanmar Times, Rabu (25/9).

Komite U Maung Maung Myint mendaftar lebih dari 100 masjid yang ditutup atau dirusak oleh kekerasan komunal pada 2012. Mereka akan meminta bantuan untuk masalah ini dengan Kantor Presiden, Kantor Penasihat Negara, Kementerian Agama dan Kebudayaan, dan Kementerian Dalam Negeri pada akhir Oktober.

Berdasarkan Islamic Council, Myanmar memiliki sekitar 1.000 masjid yang berdiri di negara itu. Namun ini tidak termasuk masjid di Negara Bagian Rakhine.

Di samping itu, terdapat lebih dari 700 ribu Rohingya terpaksa melarikan diri dari Rakhine utara di Myanmar barat, usai tindakan keras militer pada 2017. PBB menyatakan serangan itu termasuk pembunuhan massal, dan pemerkosaan geng dengan niat genosida.

Pengungsi berlindung di kamp Cox's Bazar Bangladesh, disebutkan jumlah pengungsi Rohingya di sana berada di atas 1,2 juta orang. Banyak yang masih mengkhawatirkan keselamatan pengungsi jika mereka kembali ke Myanmar, di mana minoritas Muslim telah menghadapi penindasan selama beberapa dekade.

Dengan berkembangnya waktu, populasi Muslim Myanmar terus mengalami pertumbuhan, dan beberapa daerah perumahan telah digunakan sebagai tempat ibadah sementara. Menurut sensus 2014, ada lebih dari dua juta Muslim di negara ini.

U Maung Maung Myint mengatakan, masjid-masjid yang ditutup sebagian besar berada di negara bagian dan wilayah Mandalay, Bago, Kayin dan Ayeyarwady.

"Pembukaan kembali masjid tergantung pada pemerintah, bukan pada Panglima Tertinggi," kata Ketua Pelaksana Islamic Centre Myanmar, dan Pendiri Nyein Chan Metta Foundation, Haji U Aye Lwin.

Ia mengatakan, beberapa kelompok nasionalis mungkin menentang pembukaan kembali masjid. Di samping itu, seorang Muslim di Yangon, Poe Hlaing mengungkapkan, kunjungan baru-baru ini oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing ke tempat-tempat ibadah selain dari Buddha  merupakan tanda untuk meredakan ketegangan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement