REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini menyatakan pihaknya saat ini belum dapat menentukan tempat penyelenggaraan agenda peringatan Hari Santri 2019. PBNU juga belum menentukan tema, waktu dan konsep peringatan Hari Santri itu.
"Belum ditentukan. Nanti kita kabari," kata dia secara singkat kepada Republika.co.id, Jumat (20/9).
Kementerian Agama (Kemenag) sebelumnya secara resmi menggelar peluncuran rangkaian peringatan Hari Santri 2019 di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, Jakarta Pusat pada Kamis (19/9) malam. Peringatan Hari Santri tahun ini mengusung tema 'Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia'.
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan, Hari Santri masih terus diperingati sebagai bukti keberadaan negara di sisi entitas yang selama ini mengambil bagian penting dalam keberagamaan, keindonesiaan, dan kebhinekaan. Santri dan pesantren telah menjadi bagian sejarah kemerdekaan bangsa.
"Santri dan pesantren memiliki kontribusi besar dalam menjaga persatuan. Dalam ancaman disintegrasi yang salah satunya mengambil sentimen agama, santri tetap mendukung bahkan memasang badan demi keutuhan NKRI," kata Lukman melalui siaran pers yang diterima Republika, Kamis (19/9).
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada Kemenag, Ahmad Zayadi juga menyampaikan akan adanya muktamar pemikiran santri Nusantara dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri. Menurutnya, akan ada banyak tema yang dibahas dalam muktamar itu.
Tema yang akan dibahas salah satunya tentang pedagogi pesantren karena proses pendidikan di pesantren berbeda dengan entitas dan satuan-satuan lainnya. "Kalau (entitas) yang lain langsung pada tradisi akademik, tapi di pesantren diperkuat adab dan akhlaknya, ketika adab dan akhlak itu sudah kuat baru pada aspek-aspek lain," ujarnya.