Rabu 18 Sep 2019 10:00 WIB

Zanzibar dan Periode Modern

Zanzibar mulai dikuasai Portugal pada 1503.

Suasana tradisi Idul Fitri di Zanzibar
Foto: Nytimes
Suasana tradisi Idul Fitri di Zanzibar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Zanzibar mulai dikuasai Portugal pada 1503 dan pada 1698 dikuasai Kesultanan Oman. Pada 6 April 1861, pecah konflik pe rebutan takhta Sultan Oman yang mem buat kesultanan terpecah menjadi dua, yakni Kesultanan Zanzibar yang dipimpin Sayyid Majid bin Said Al-Busaid (1834- 1870) dan Kesultanan Oman di bawah kepemimpinan Sayyid Turki bin Said al- Busaid yang merupakan saudara Sayyid Majid.

Kala itu, Kesultanan Zanzibar menjajah sebagian kawasan di pesisir timur Afrika yang bernama Zanj dan juga Mom basa yang direbut dari Oman pada 1840. Mombasa menjadi bagian dari negara Zan zibar selama 123 tahun, hingga akhirnya ia diserahkan ke negara Kenya pada 1963.

Baca Juga

Pada tahun itu, tepatnya pada 19 De sember, Zanzibar merdeka dari Inggris dan menganut sistem pemerintahan monarki konstitusional di bawah pimpinan seorang sultan. Negara itu berumur singkat karena pada 12 Januari 1964 sang sultan diguling kan sebelum akhirnya pada 26 April 1964 Tanzania berdiri.

Meski telah menjadi bagian dari Tanzania, kepulauan ini memiliki presiden sen diri sebagai kepala pemerintahan yang menangani urusan-urusan Zanzibar. Pre siden yang memerintah sekarang, Amani Abeid Karume, diangkat pada 30 Oktober 2005 untuk kedua kalinya setelah pada periode sebelumnya menjabat posisi yang sama selama lima tahun (2000-2005).

Zanzibar memiliki sebuah kota tua bernama Stone Town. Kota ini sekaligus menjadi kota utama dan pusat ekonomi. Stone Town menyimpan budaya lama Zanzibar dan tidak banyak berubah selama dua abad terakhir. Di kota tersebut, rumah-rumah besar Arab masih berdiri ko koh, melambangkan pemilik aslinya yang bersaing satu sama lain menghiasi rumah mereka dengan kuningan dan ukir-ukiran.

Sebagian besar bangunan di Stone Town dibangun pada abad 19 ketika Zan zibar menjadi salah satu pusat perda gangan terpenting di kawasan Samudra Hindia.

Kini, pulau yang pada abad 17 hingga 19 menjadi pusat perdagangan manusia itu menjadi rumah bagi sejumlah besar Muslim Afrika yang mendominasi kompo sisi penduduk di sana hingga 98 persen. Sementara itu, pemeluk Islam di Zanzibar mencapai sekitar 99 persen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement