REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dibandingkan dengan negara-negara lain, kerusakan hutan di Indonesia relatif parah. Laju deforestasi yang cepat merusak ekosistem hutan tropis kita. Ancaman bencana alam pun bisa datang sewaktu-waktu.
Menanaminya kembali (reboisasi) adalah langkah yang paling tepat untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih luas. Namun, sedikit sekali yang peduli pada hal tersebut. Padahal, manfaatnya sangat besar. Barangkali, manfaatnya tidak dapat langsung kita rasakan saat ini. Namun, akan dirasakan oleh anak-anak, cucu-cucu, dan generasi kita selanjutnya.
Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Rasulullah Muhammad SAW pun menganjurkan untuk bercocok tanam. Dalam salah satu hadisnya, beliau bersabda, ''Siapa yang memiliki tanah, hendaklah menanaminya atau menyerahkannya kepada saudaranya (untuk ditanami).'' (HR Bukhari).
Secara sederhana, dapat dipahami bahwa hadis tersebut ditujukan untuk orang yang memilki tanah saja. Tapi, dalam maknanya yang lebih luas, tertuju kepada seluruh umatnya.
Lebih tegasnya, dalam salah satu riwayat Rasulullah pernah bersabda, ''Jikalaulah kamu tahu bahwa besok akan terjadi kiamat dan kamu dapati biji kurma, tanamlah biji kurma tersebut.'' Maka, jelaslah jika Rasulullah SAW, pembawa risalah agama rahmatan lil 'alamin, yang mengasihi seluruh alam, mendakwahkan reboisasi sejak dulu. Jauh sebelum alam ini rusak seperti sekarang.
Sekecil apa pun yang kita tanam akan memberikan manfaat yang besar, baik bagi kita maupun bagi orang lain. Terutama, apabila disertai keikhlasan dalam menanamnya. Rasulullah menggolongkan langkah menanam pohon ini sebagai sedekah. ''Siapa yang menanam tanaman atau pohon, kemudian tanaman tersebut dimakan oleh burung, manusia, atau hewan, baginya (yang menanam) akan mendapat pahala sedekah.'' (HR Bukhari). Pahala sedekah itu akan senantiasa mengalir pada yang mengerjakannya, walaupun orang tersebut sudah meninggal.
Selain melakukan reboisasi, ada hal lain yang sama pentingnya bagi kita, yaitu menjaga atau melestarikan apa yang sudah tertanam. Allah SWT melarang kita melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan. ''... dan janganlah kamu berbuat kerusakan (di muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.'' (QS Al-Qashasah [28]:77).
Mari kita jaga lingkungan hidup kita. Mari kita wariskan bumi yang hijau untuk anak cucu kita.