Senin 16 Sep 2019 14:02 WIB

Materi Perang Dihapus dari Kurikulum? Kemenag: Tidak Benar

Materi sejarah akan lebih menonjolkan sejarah pembangunan peradaban Islam.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Peradaban Islam
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Peradaban Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama telah mereview Kurikulum mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam (SKI).  Kedepan, fakta-fakta sejarah Islam yang dipelajari di madrasah akan lebih menonjolkan pada tonggak sejarah pembangunan peradaban Islam. 

Penegasan ini disampaikan Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah A Umar di Jakarta, Senin (16/09). Penjelasan ini sekaligus mengklarifikasi pemberitaan bahwa Kemenag akan menghapus materi perang dalam kurikulum SKI. 

Baca Juga

"Perang adalah bagian dari fakta sejarah umat Islam. Tidak benar kalau itu akan dihapus. Review lebih untuk menonjolkan bagaimana setiap fakta sejarah itu menjadi tonggak pembangunan peradaban," jelas A Umar dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (19/9).   

Menurutnya, dalam mereview kurikulum,  Kemenag meletakkan pembelajaran SKI di madrasah dari dua sudut. Pertama, dari sudut pandang pendidikan bahwa pembelajaran sejarah Islam perlu membentuk nilai karakter, membekali muatan kognitif, dan menggerakan psikomotorik siswa sebagaimana tujuan pendidikan nasional dan pembentukan karakter muslim yang rahmatan lil alamin. 

Kedua, dari sudut fakta sejarah dengan membekali berbagai fakta sejarah yang ada secara lengkap dalam rangka penguatan misi pendidikan sebagaimana pada sudut pandang pertama. 

Dengan orientasi itu, lanjut Umar, maka dalam kurikulum yang baru, sebenarnya yang diperbaiki atau diubah adalah penonjolan sudut pandang saja dalam mengurai sejarah kebudayaan Islam. Fakta sejarah secara akademik tetap diberikan secara proporsional kepada siswa dengan kekayaan keilmuan yang lengkap, tidak ada yang dikurangi. 

"Kalau sebelumnya peperangannya yang dijadikan tonggak sejarah, ke depan,  tonggak pendidikan sejarah kebudayaan Islam adalah lebih menitikberatkan pada pembangunan peradaban dan kebudayaan Islam," jelasnya.

Dengan demikian, kata Umar, deskripsi sejarah kebudayaan Islam nantinya dapat membekali karakter, kognitif, dan psikomotor siswa untuk mewarisi luhurnya budaya peradaban Islam dari fase ke fase perjuangan nabi membangun peradaban umat serta menyebarkan kedamaian sebagai implementasi Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. 

Review kurikulum ini termuat dalam Keputusan Menteri Agama No 183 Tahun 2019. Proses review kurikulum dilakukan sejak awal 2018 hingga pertengahan 2019 dengan melalui berbagai kajian yang melibatkan para akademisi/dosen, peneliti, praktisi guru, pengawas, ahli kurikulum, psikolog, pemerhati pendidikan Islam, perwakilan ormas Islam penyelenggara lembaga pendidikan Islam, dan para tenaga struktural penganilisis kebijakan dari Kementerian Agama. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement