Sabtu 14 Sep 2019 21:00 WIB

Dakwah Ala Mo Salah dan Ibtihaj Muhammad

apa yang dilakukan Mo Salah dan Ibtihaj adalah dakwah kultural

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Mohamed Salah
Foto: EPA-EFE/Peter Powell
Mohamed Salah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Atlet Muslim yang tak kalah menginspirasi yaitu Ibtihaj Muhammad. Atlet anggar Amerika Serikat (AS) peraih medali perunggu pada Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016 itu dikenal sebagai Muslim AS pertama yang memakai hijab di lapangan Olimpiade.

Ibtihaj mengungkapkan, berhaji ke Tanah Suci merupakan pengalaman terbaiknya. "Ketika Anda mengambil penangguhan hukuman dari olahraga atau dari profesi apa pun, lalu Anda meluangkan waktu untuk diri sendiri dan memiliki kesempatan untuk mengunjungi tempat paling suci bagi umat Islam, Makkah, Arab Saudi, itu benar-benar transformasional bagi saya," ujarnya, seperti dilansir NBC Sport.

Ia melanjutkan, kemungkinan tidak akan bersaing lagi di pertandingan. "Secara resmi aku tidak menggantungkan pedang ku. Aku merasa sangat puas dengan karierku dan di mana saya berada sekarang dalam hidup saya," ujar dia.

Tujuan terbesar Ibtihaj tidak hanya di bidang olahraga. Kini, dia ingin melakukan yang ter baik, tidak hanya sebagai perwakilan olahraga, tapi juga mewakili dirinya sendiri. Nama Ibtihaj mulai dikenal setelah tampil di Olimpiade Rio. Di sana, ia menunjukkan bahwa seorang Muslim bisa membuat segalanya terjadi meski dirinya minoritas.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menilai apa yang dilakukan Mo Salah dan Ibtihaj adalah dakwah kultural, yakni dakwah menggunakan keahlian masing-masing. "Jadi, jelas dakwah tidak harus ceramah saja di atas mimbar atau majelis taklim, tapi bisa juga menggunakan profesi masingmasing, baik akademisi, pemain sepak bola, penyanyi, dan lainnya," ujar dia.

Ia menyebutkan, tidak hanya Mo Salah, beberapa pemain sepak bola Muslim lainnya dii Eropa pun ikut memengaruhi pandangan masyarakat internasional terhadap Islam. Mereka menunjukkan pada dunia, khususnya barat, kalau popularitas tidak mem buat mereka lupa agama serta akidah.

"Orang boleh kaya atau menjadi konglomerat, tapi hidup tidak berubah. Tetap tawadhu, sederhana, tidak berfoya-foya, dan menghindari kehidupan bor juis. Bahkan, istri Mo Salah tetap berkomitmen menutup aurat meski tinggal di Eropa," tutur Muhyiddin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement