REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaran kertas benar-benar telah mengubah dunia. Kertas telah membuat ilmu pengetahuan dan peradaban manusia berkembang begitu cepat, secepat kilat. Cendekiawan Muslim, Ziauddin Sardar, menyatakan, pembuatan kertas pada masa kejayaan kekhalifan Islam merupakan peristiwa paling revolusioner dalam sejarah manusia.
''Pembuatan kertas juga merupakan tonggak penting dalam sejarah peradaban manusia,'' ungkap Sardar dalam bukunya berjudul Kembali ke Masa Depan.
Umat Islam berperan besar dalam proses pembuatan kertas. Bayangkan, jika kertas tak diproduksi umat Islam. Pastilah, ilmu pengetahuan dan teknologi tak berkembang pesat, seperti saat ini.
Meski penggunaan kertas mulai menyusut di era digital ini, namun kertas telah berjasa mengantarkan manusia memasuki zaman cyber. Jauh sebelum kertas ditemukan, manusia kuno mengungkapkan perasaannya di atas batu dan tulang belulang.
Menulis di atas batu telah dilakukan bangsa Sumeria sejak 3.000 tahun SM. Orang-orang Chaldea dari Babylonia Kuno menulis di tanah liat.
Bangsa Romawi menggunakan perunggu untuk mencatat. Pada Abad ke-9 SM, buku-buku besar tersusun dari lembaran-lembaran kayu telah dipakai sebelum masa Homer. Masyarakat Mesir kuno, menggunakan papirus untuk menulis dan menggambar.
Papyrus sudah menyerupai kertas, dari kata itu pula orang Barat mengenal paper (kertas). Papirus merupakan tanaman yang tinggi tangkainya mencapai 10 hingga 15 kaki. Tangkainya berbentuk segi tiga secara bersilangan dan di sekeliling dasarnya tumbuh beberapa daun yang berserabut pendek.
Kertas orang Mesir (papyrus) itu telah berkembang dengan pesat pada abad ke-3 SM hingga 5 SM. Penggunaan papyrus mulai terkikis ketika bangsa Mesir mulai beralih ke kulit binatang.