Senin 09 Sep 2019 09:29 WIB

Nurul Qalbi, Wadah Penyandang Tunanetra Belajar Alquran

Selain bersilaturahim para penyandang tunanetra juga bersama-sama belajar tahsin.

Seorang penyandang tuna netra membaca Alquran dengan menggunakan cetakan huruf Braile. (ilustrasi)
Seorang penyandang tuna netra membaca Alquran dengan menggunakan cetakan huruf Braile. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Andrian Saputra

Sudah hampir tiga tahun, U’u Tanuwarsa (61 tahun) mendirikan Nurul Qalbi, sebuah wadah bagi para penyandang disabilitas khususnya tunanetra belajar Alquran.Anggotanya pun kian hari semakin bertambah banyak.

Menurut U'u, saat ini anggotanya sudah membentuk beberapa kelompok yang tersebar di empat wilayah di Kuningan, Jawa Barat. “Pesertanya itu kebanyakan orang-orang tua, tapi ada juga yang muda. Itu kita beri motivasi, membaca, tahsin Alquran,” kata U'u saat berbincang dengan Republika pada Ahad (8/9).

Masing-masing kelompok, menurut U'u, saat ini berjumlah sekitar 20 peserta. Sepekan sekali, para penyandang tunanetra itu pun berkumpul di Nurul Qalbi Desa Caracas, Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan.

Dalam perkumpulan itu, selain bersilaturahim para penyandang tunanetra juga bersama-sama belajar tahsin atau memperbaiki bacaan Alquran hingga menghafal beberapa surat. U'u yang juga menjadi koordinator Ikatan Tunanetra Muslim Kuningan mengatakan, dalam membimbing anggota Nurul Qalbi, ia lebih mengutamakan metode mengulang-ulang.

Hal itu karena masih terbatasnya Alquran Braille yang dimiliki. Biasanya, U'u terlebih dulu membaca Alquran Braille yang dimiliknya. Setelah itu, para penyandang tunanetra lainnya mengikuti. “Kita juga murojaah setiap pekan itu, pokoknya banyak hikmah yang terpenting kita bisa bersilaturahim,” kata U'u.

Untuk memotivasi masyarakat Kuningan agar lebih bersemangat membaca Alquran, U'u dan beberapa temannya sesama penyandang tunanetra pun mengikuti Ngaos Ngaji One The Street yang dimotori oleh komunitas One Day One Juz.

Ahad (8/9) kemarin, sejumah penyandang tunanetra menyita perhatian warga yang berlalu-lalang di Car Free Day di sepanjang jalan Siliwangi, Kabupaten Kuningan. Bertema "Gerakan Kita Ngaos Ngaji One The Street bersama Ikatan Tunanetra Muslim Kuningan" kegiatan itu dimotori oleh komunitas One Day One Juz Kabupaten Kuningan sebagai bagian untuk memeriahkan hari jadi ke-521 Kabupaten Kuningan.

Ada belasan penyandang tunantetra yang tergabung dalam Ikatan Tunanetra Muslim Kuningan yang terlibat dalam kegiatan itu. Dengan bantuan Alquran Braile, para penyandang tunanetra dan anggota ODOJ lainnya bersama-sama membaca surah ar-Rahman.

Kegiatan itu pun memancing antusiasme pengguna jalan Siliwangi untuk turut serta melafalkan surah ar Rahman bersama-sama. Ketua ODOJ Kuningan Andi Kurniadi mengatakan, kegiatan mengaji bersama para penyandang tunanetra itu untuk memotivasi masyarakat agar lebih bersemangat dalam membaca Alquran.

“Kita juga ingin lebih dekat lagi dengan mereka, yang selama ini kurang terperhatikan hanya ada beberapa lembaga saja yang peduli mengajarkan Alquran khususnya di Kuningan,” kata Andik.

Tak hanya membaca surah ar-Rahman bersama-sama, para penyandang tunanetra itu pun mengajak warga yang melintas di Jalan Siliwangi Kuningan untuk mengkuti kuis sambung ayat. Beberapa warga yang berhasil melanjutkan ayat yang dibacakan para penyandang tunanetra memperoleh hadiah dari ODOJ.

Setelah mengaji, para penyandang tunanetra itu pun bersama-sama mengikuti jalan santai hingga ke masjid Syiarul Islam Kuningan.

U'u Tanuwarsa, koordinator Ikatan Tunanetra Muslim Kuningan mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan ODOJ. Menurut dia, kegiatan itu sekaligus lebih mengenalkan pada masyarakat tentang Alquran Braile.

Ia berharap, kegiatan membaca Alquran yang diikuti komunitas tunanetra itu dapat melecut semangat Muslim di Kuningan untuk lebih banyak lagi membaca Kalamullah. “Mudah-mudahan menambah ghirah, bagi tunanetra saja bisa membaca Alquran bagaimana yang normal,” ucapnya. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement