Ahad 08 Sep 2019 14:00 WIB

Kehebatan Sinan tak Sekadar Mitos

Di Istana Topkapi, tiga catatan singkat kisah kehebatan Sinan masih tersimpan.

Rep: Mozaik Republika/ Red: Agung Sasongko
Masjid karya arsitek Mimar Sinan di Istambul, Turki.
Foto: Muhammad subarkah
Masjid karya arsitek Mimar Sinan di Istambul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kehebatan Sinan tak cuma sekedar mitos. Di perpustakaan Istana Topkapi, tiga catatan singkat kisah kehebatan Sinan masih tersimpan. Dalam catatan itu, Sinan berkisah kepada temannya Mustafa Sai tentang sejarah masa kecil serta karirnya di dunia militer.

Menurut dokumen itu, Mimar terlahir pada 15 April 1489 M di sebuah kota bernama Agirnas (sekarang Mimarsinakoy) terletak di Anatolia - dekat Kayseri sebuah provinsi yang dikuasai Sultan Salim II. Saat lahir, dia menganut agama Kristen. Salah satu impian Sinan muda adalah bersekolah di Imperial Enderun College yang terdapat di Istana Topkopi.

Baca Juga

Namun, cita-citanya itu tak pernah kesampaian, karena Sinan tak diterima di sekolah itu. Semangat belajarnya yang begitu tinggi mengantarkannya ke Ibrahim Pasha School yang dikelola Grand Vizier Ibrahim Pasa. Kemungkinan, dia memeluk agama Islam dan mendapat nama Sinan saat studi di sekolah itu.

Awalnya dia menimba ilmu perkayuan dan matematika. Otaknya yang encer serta ambisinya yang besar membuatnya dipercaya sebagai asisten seorang asisten terkemuka. Dari arsitek itulah, dia banyak menimba ilmu. Berbilang tiga tahun, dia telah menjadi seorang insinyur arsitektur yang berbakat dan terampil.

Pada saat yang bersamaan, Sinan mengikuti latihan wajib militer di Kesultanan Usmani selama enam tahun. Dia lalu bergabung dalam Korps Janissary. Menurut beberapa sumber, Sinan menyaksikan peristiwa penaklukkan Belgrade oleh Usmani Turki. Dalam perang Mohak, Sinan menjadi anggota kavaleri.

Sinan lalu dipromosikan menjadi kapten pengawal istana. Tak lama kemudian, dia memimpin korps infanteri perwira. Lalu dia ditugaskan di Austria untuk memimpin pasukan. Sinan pun sangat mahir menembakkan meriam. Sebagai seorang yang juga menguasai arsitektur, dalam menembak Sinan mempelajari struktur terlemah untuk meruntuhkan sebuah bangunan.

Pada 1535 M, Sinan ikut serta ke Baghdad sebagai komandan pasukan istana. Dua tahun kemudian, dia juga bergabung dalam ekspedisi ke Corfu, Apulia hingga ke Moldavia. Selama masa ekspedisi militer itu Sinan tak hanya dikenal sebagai penembak jitu, namun juga seorang arsitek yang terampil dan ahli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement