Sabtu 07 Sep 2019 23:51 WIB

Cak Nanto: Pelaku Ujaran Kebencian tak Amalkan Alquran

Pelaku ujaran kebencian tidak melakukan nilai Alquran yang luhur.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 Sunanto.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022 Sunanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, mengatakan semua agama pada dasarnya melarang umat melakukan ujaran kebencian.

"Saya menyakini setiap agama apa pun tidak pernah mengajarkan ujaran kebencian," kata dia saat diskusi bertema "Let's Talk about Hate: Decoding Interfaith Voices" di Jakarta, Sabtu malam (7/9).

Baca Juga

Dia menilai sejumlah ujaran kebencian yang terjadi akibat adanya kepentingan kekuasaan dunia dan hal tersebut harus dihilangkan.

Agama Islam, ujar dia, juga mengajarkan hal yang sama untuk saling menghormati dan mencintai semua orang. Namun, sejumlah kasus ujaran kebencian yang dilakukan oleh muslim dikarenakan tidak memahami agama secara baik.

 

"Jadi sebenarnya jika ada umat Islam yang melakukan ujaran kebencian itu karena dia tidak pernah baca Alquran dan bahkan tak pernah mengamalkannya," kata pria yang akrab disapa Cak Nanto itu.

Sementara itu, pendiri Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, mengatakan umat Islam, Kristen, dan Yahudi sudah hidup berdampingan sejak 2.000 tahun lalu.

Akan tetapi, tidak jarang terjadi konflik atau perang di antara dua atau ketiganya. "Namun, kita bersyukur saat ini pada abad ke-21 keadaan sudah membaik," kata dia.

Dia menjelaskan saat ini sudah ada hak asasi manusia dan instrumen internasional yang melihatkan adanya kebebasan memilih keyakinan, sama halnya dengan Indonesia yang mempunyai Pancasila.

Di lain sisi, dia menilai keberagaman agama atau perbedaan yang ada masih mengalami hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk jika terdapat kasus-kasus serupa ujaran kebencian dan bisa memecah belah umat.

Salah satu upaya pemersatu ialah adanya program antariman yang digagas FPCI yakni The 1.000 Abrahamic Circle. Program ini melibatkan pemuka agama Islam dari Indonesia, pemuka agama Kristen dari Selandia Baru, dan pemuka agama Yahudi dari Amerika Serikat.

 

  

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement